NEW DELHI – Korban tewas akibat hujan lebat di Negara Bagian Kerala, India selatan, bertambah menjadi 18 orang pada Minggu (17/10), seperti dilaporkan media setempat.
Hujan deras melanda negara bagian itu pada Sabtu (16/10), yang memicu tanah longsor dan banjir.
“Curah hujan di Kerala terus mengganggu kehidupan normal di negara bagian selatan tersebut pada Minggu. Akibatnya, 18 orang kehilangan nyawa mereka dalam insiden tersebut sejauh ini, dan puluhan orang lainnya dilaporkan hilang setelah banjir bandang dan tanah longsor di berbagai daerah,” tulis surat kabar lokal Hindustan Times.
Angkatan darat, angkatan udara, dan angkatan laut India telah bergabung dengan instansi pemerintah setempat dalam upaya penyelamatan. Para petugas penanggulangan bencana juga mengerahkan anjing pelacak.
Kepala Menteri Kerala Pinarayi Vijayan mengatakan semua lembaga pemerintah telah diarahkan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menyelamatkan warga dari daerah yang terdampak dan mengevakuasi mereka yang tinggal di daerah rawan tanah longsor dan banjir.
“Kamp-kamp bantuan mulai didirikan di daerah yang terkena dampak. Orang-orang harus berhati-hati di dalam kamp dan memperhatikan protokol kesehatan COVID-19 dengan menjaga jarak fisik yang diperlukan dan memakai masker,” menurut pernyataan yang dirilis oleh kantor kepala menteri itu. “Warga tidak diperbolehkan berkumpul di kamp-kamp dan penanggung jawab juga telah diinstruksikan untuk menambah jumlah kamp jika lebih banyak orang harus ditampung.”
Para pejabat mengatakan sebagian besar kematian disebabkan oleh tanah longsor.
“Kerusakan maksimum akibat curah hujan telah dilaporkan dari distrik Kottayam, Pathanamthitta, dan Idukki,” kata seorang pejabat.
Departemen Meteorologi India (India Meteorological Department/IMD) pada Minggu (17/10) mengatakan hanya hujan ringan hingga sedang yang mungkin akan terjadi selama 24 jam ke depan.
Para pejabat mengaitkan hujan lebat di negara bagian tersebut dengan tekanan rendah yang terbentuk di Laut Arab. [Xinhua]