Anak-anak bersenang-senang saat cuaca panas di Laut Mediterania di lepas pantai Gaza City pada 10 Juni 2022. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Suhu air permukaan Laut Mediterania pada Mei mencapai puncaknya yakni lebih dari 23 derajat Celsius, yang kemungkinan akan memiliki dampak yang berlangsung lama di Italia, menurut sebuah laporan.
ROMA, 23 Juni (Xinhua) — Suhu Laut Mediterania pada Mei tercatat empat derajat Celsius lebih tinggi dibandingkan rata-rata selama periode 20 tahun yang berakhir pada 2005, ketika gelombang panas laut menghantam perairan tersebut, menurut sebuah laporan yang dirilis pada Kamis (23/6).
Proyek CAREHeat pada Kamis melaporkan bahwa suhu air permukaan Laut Mediterania pada Mei mencapai puncaknya yakni lebih dari 23 derajat Celsius.
Hal ini kemungkinan akan memiliki dampak yang berlangsung lama di Italia, papar laporan itu.
Sejumlah lembaga penelitian Italia, seperti Badan Nasional untuk Teknologi Baru, Energi, dan Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan (ENEA) serta Dewan Riset Nasional (CNR) Italia berpartisipasi dalam proyek itu.
Orang-orang bersenang-senang saat cuaca panas di Laut Mediterania di lepas pantai Gaza City pada 10 Juni 2022. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)
Menurut kelompok lingkungan Greenpeace, peningkatan suhu tersebut berdampak besar terhadap keanekaragaman hayati laut di lepas pantai Italia.
Beberapa spesies rentan dilaporkan menghilang dari laut di sekitar Italia, sebut Greenpeace, dan digantikan oleh spesies yang lebih cocok untuk berkembang biak di perairan hangat. Spesies baru tersebut kerap dianggap asing di daerah itu, sehingga menciptakan dampak berbahaya bagi seluruh ekosistem.
Laporan tersebut muncul saat Italia sedang bergumul dengan gelombang panas di daratan, yang diperburuk oleh kurangnya curah hujan. Hal itu telah memicu permintaan untuk mengumumkan status keadaan darurat di sebagian besar Italia tengah dan utara, serta membahayakan produksi pertanian di berbagai wilayah.
Warga Palestina bersenang-senang saat matahari terbenam di Laut Mediterania di lepas pantai Gaza City pada 3 Juni 2022. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)