RUBAVU – Warga di bagian timur Republik Demokratik (RD) Kongo yang mengungsi ke negara tetangga Rwanda akibat letusan gunung berapi Gunung Nyiragongo mulai kembali ke rumah pada Minggu (23/5) pagi waktu setempat setelah aliran lahar berhenti, kata Gilbert Habyarimana, Wali Kota Distrik Rubavu, Rwanda, di radio lokal.
Sekitar 3.500 warga RD Kongo mengungsi di kota perbatasan Rubavu setelah letusan Gunung Nyiragongo pada Sabtu (22/5), cuit Kementerian Manajemen Darurat Rwanda di media sosial Twitter sekitar Sabtu tengah malam.
Rwanda menawarkan akomodasi dan bantuan darurat kepada warga yang mengungsi tadi malam, kata Habyarimana, seraya meyakinkan mereka yang masih takut untuk kembali bahwa mereka boleh tinggal sampai mereka siap untuk pulang.
Beberapa warga RD Kongo masih ditampung di Rubavu, ungkapnya.
Menteri Pemerintah Daerah Rwanda Jean Marie Vianney Gatabazi dan Gubernur Provinsi Barat Francois Habitegeko pada Minggu pagi mengunjungi warga RD Kongo yang ditampung di sebuah sekolah menengah di Rubavu.
JEAN MARIE VIANNEY GATABAZI, Menteri Pemerintah Daerah Rwanda : “Saat ini, masih ada 112 warga Kongo di sini. Akan tetapi, kemungkinan terdapat keluarga yang tinggal di sini yang belum kami ketahui. Awalnya, antara 7.000 hingga 10.000 orang melintasi perbatasan. Pagi-pagi sekali hari ini, setelah diberi tahu bahwa gunung berapi itu sudah berhenti meletus, banyak orang yang kembali ke negaranya. Sekitar pukul 05.00 waktu setempat, sebagian besar sudah kembali. Sampai saat ini, hanya ilmuwan yang tahu apakah gunung berapi itu telah berhenti meletus secara permanen atau masih memiliki konsekuensi lain bagi penduduk Goma. Sejauh ini, pemerintah Rwanda turut prihatin, kami siap menerima mereka jika mereka membutuhkan perlindungan lagi.”
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Rubavu, Rwanda. (XHTV)