Seorang pekerja berusaha mencegah penyebaran tumpahan minyak biosolar di kawasan pesisir di Gampong Hagu Selatan di Lhokseumawe, Provinsi Aceh, pada 24 April 2022. (Xinhua/Fachrul Reza)
BEIJING, 17 Juni (Xinhua) — Ilmuwan China dan Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa tumpahan minyak di lautan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia diremehkan secara substansial, dengan lebih dari 90 persen pelepasan “antropogenik”.
Studi yang diterbitkan pada Jumat (17/6) di jurnal Science, menggambarkan tingkat, frekuensi, dan kemungkinan sumber polusi minyak laut kronis.
Para ilmuwan dari Nanjing University, University of South Florida, dan Florida State University menganalisis lebih dari setengah juta citra Sentinel-1 yang disediakan oleh Badan Antariksa Eropa dari 2014 hingga 2019.
Mereka menemukan bahwa proporsi pembuangan yang disebabkan oleh manusia menyumbang 94 persen dari total lapisan minyak, jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya 54 persen dari tahun 1990 hingga 1999. Sumber lain dari lapisan minyak meliputi rembesan alami dari reservoir hidrokarbon dasar laut.
Selain itu, jumlah anjungan yang bocor sebelumnya tidak dilaporkan ketika penemuan lapisan minyak kronis ternyata terkait 137 anjungan minyak, menurut studi tersebut.
Minyak kronis membahayakan bentuk kehidupan planktonik di lautan yang penting bagi keanekaragaman dan kesehatan laut.
Studi itu mengungkap bahwa lapisan minyak sebagian besar tersebar di sepanjang pantai, dengan sekitar 90 persen di antaranya berada dalam jarak 160 kilometer dari garis pantai.
Temuan ini dapat berfungsi sebagai dasar ilmiah untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh PBB, kata para peneliti. [Xinhua]