WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) pada Selasa (11/5) terus menyerukan deeskalasi dalam bentrokan mematikan antara Israel dan Palestina, mengecam ekstremisme yang memicu kekerasan di kedua belah pihak.
“Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dan merespons serangan roket,” kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam konferensi pers harian. “Warga Palestina juga memiliki hak untuk mendapatkan keselamatan dan keamanan, seperti halnya warga Israel.”
Kepada awak media, Price menyampaikan bahwa sebelumnya pada hari yang sama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi “untuk mengecam serangan roket dan menekankan kembali pentingnya pesan deeskalasi ini.”
AS sangat menyesalkan adanya korban tewas, baik di pihak Israel maupun Palestina, imbuh Price. “Kami menyerukan pesan deeskalasi ini demi mengakhiri jatuhnya korban jiwa lebih lanjut.”
Aksi saling serang antara Israel dan kelompok-kelompok militan di Jalur Gaza kian meningkat pada Selasa, mengakibatkan 28 warga Palestina dan tiga warga Israel tewas, serta puluhan lainnya luka-luka di kedua belah pihak.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan di hari yang sama bahwa fokus utama pemerintahan Biden adalah menyampaikan pesan yang jelas soal mendukung deeskalasi.
Psaki juga mengecam ekstremisme yang memicu kekerasan di kedua pihak, seraya menekankan bahwa Yerusalem “seharusnya menjadi tempat koeksistensi.”
“Kami juga akan terus mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina,” tambahnya. “Ini satu-satunya cara untuk memastikan perdamaian yang adil dan langgeng yang diperjuangkan kedua bangsa.”
Gelombang kekerasan antara Israel dan kelompok-kelompok militan Gaza saat ini menjadi yang pertama sejak serangan udara dan darat skala besar terakhir diluncurkan Israel ke daerah kantong Palestina tersebut selama 50 hari pada 2014 lalu. [Xinhua]