MOSKOW – Dewan Federasi Rusia, atau majelis tinggi parlemen, pada Rabu (2/6) meloloskan rancangan undang-undang (RUU) untuk menarik diri dari perjanjian kontrol senjata multilateral Perjanjian Langit Terbuka.
Keputusan itu dibuat sebagai respons atas penarikan diri AS dari pakta tersebut pada November 2020, demikian disampaikan Ketua Komite Urusan Internasional Grigory Karasin dalam pernyataannya.
Dia mengkritik langkah AS karena sangat melemahkan keseimbangan kepentingan dan merusak peran kunci perjanjian itu dalam membangun kepercayaan dan transparansi.
Rusia telah mengajukan proposal konkret yang bertujuan untuk mempertahankan perjanjian tersebut, tetapi AS belum merespons, menurut Karasin.
“Mengingat bahwa mitra-mitra kami tidak siap untuk langkah timbal balik, dan melanjutkan dari perlunya memastikan kepentingan keamanan nasional, Rusia memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian itu,” katanya.
Bulan lalu, Duma Negara atau majelis rendah parlemen Rusia memberi lampu hijau untuk RUU penarikan diri tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan segera menandatangani RUU itu menjadi undang-undang.
Perjanjian Langit Terbuka multilateral, yang mulai berlaku pada 2002, memungkinkan negara-negara anggota melakukan penerbangan pengintaian tanpa senjata dengan pemberitahuan mendadak di wilayah udara satu sama lain untuk mengumpulkan data tentang kekuatan dan aktivitas militer.
Setelah Washington mengumumkan penarikan diri tahun lalu, Kementerian Luar Negeri Rusia pada Januari ini mengatakan negara itu telah memulai prosedur hukum domestik untuk penarikan resmi dari perjanjian tersebut. [Xinhua]