PBB – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dalam menghadapi kekerasan yang mengkhawatirkan dan meningkat serta terus bertambahnya korban, membantu sebanyak mungkin orang di wilayah Palestina yang membutuhkan, kata badan kemanusiaan PBB pada Jumat (14/5).
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA), mengutip para mitranya, melaporkan kerusakan infrastruktur sipil di Jalur Gaza, termasuk lebih dari 20 sekolah.
Pabrik Desalinasi Air Laut Gaza Utara, yang melayani lebih dari 250.000 orang, masih belum beroperasi karena risiko keselamatan para pekerja dan jalur pasokan listrik yang rusak, kata badan kemanusiaan itu. Diperkirakan 2 juta orang tinggal di Gaza, sedangkan sekitar 3 juta lebih tinggal di Tepi Barat.
Akibat terbatasnya cadangan bahan bakar di Gaza, saat ini terjadi pemadaman listrik bergilir setiap hari selama delapan hingga 12 jam per hari, kata OCHA. Mitra kebersihan lembaga itu mengatakan 230.000 orang lainnya dari Gaza City dan Khan Younis mengalami keterbatasan akses ke air pipa karena meningkatnya pemadaman listrik dan kerusakan jaringan listrik.
Badan kemanusiaan itu melaporkan rusaknya ratusan hunian yang menampung lebih dari 1.000 orang. Lebih dari 12.000 orang dilaporkan mencari perlindungan dari pertempuran tersebut. Banyak di antara mereka kini menyingkir ke sekolah-sekolah yang dikelola oleh badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.
Badan tersebut membuka 29 sekolah sebagai tempat penampungan darurat bagi sekitar 10.000 pengungsi. UNRWA dan para mitra kemanusiaannya menyediakan makanan, air, dan barang-barang nonmakanan untuk mereka, kata OCHA.
PBB khawatir bahwa warga pengungsi yang berkerumun di sekolah-sekolah meningkatkan risiko penyebaran COVID-19.
Di Tepi Barat, organisasi dunia itu prihatin dengan laporan insiden kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya korban di antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina.
PBB dan para mitra kemanusiaannya telah memberikan bantuan nonmakanan dan uang tunai kepada keluarga-keluarga pengungsi. Pergerakan barang dan personel kemanusiaan yang tidak terhambat sangatlah penting, kata OCHA.
Meski demikian, rencana tanggap kemanusiaan untuk wilayah Palestina yang diduduki, permintaan dana 417 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.258) untuk membantu 1,8 juta orang yang rentan, baru mencapai 29 persen, sebut OCHA. [Xinhua]