BANDAR SERI BEGAWAN – Para pemimpin China dan Brunei Darussalam pada Rabu (27/10) menyerukan agar Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) dapat segera diimplementasikan.
Pernyataan itu disampaikan kedua pihak pada pertemuan virtual para pemimpin ASEAN Plus Three ke-24 antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan China, Jepang, serta Korea Selatan (Korsel).
Ditandatangani pada 15 November 2020, RCEP merupakan sebuah kesepakatan perdagangan super besar antara 10 negara anggota ASEAN dengan lima mitra perjanjian perdagangan bebas ASEAN, yakni China, Jepang, Korsel, Australia, dan Selandia Baru.
Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang mengatakan pada pertemuan hari Rabu bahwa RCEP akan segera mencapai ambang batas pemberlakuannya, dan negara-negara anggotanya perlu mempercepat kerja mereka agar kesepakatan tersebut dapat segera diimplementasikan.
Negara-negara anggota RCEP juga perlu terus meningkatkan perdagangan bebas dan mengejar integrasi yang lebih tinggi, ujar Li.
Sultan Brunei Darussalam Haji Hassanal Bolkiah mengutarakan pandangannya pada pertemuan tersebut bahwa pemberlakuan dan implementasi perjanjian RCEP yang tepat waktu akan mempercepat upaya pemulihan ekonomi kawasan, menurut pernyataan dari pemerintah Brunei.
China, perekonomian terbesar kedua di dunia, menyelesaikan sejumlah prosedur ratifikasi RCEP pada April tahun ini. Sementara itu, Brunei meratifikasi perjanjian itu pada awal Oktober lalu, menjadi penandatangan keenam yang meratifikasi RCEP, setelah Thailand, Singapura, China, Jepang, dan Kamboja.
Para anggota RCEP menyatakan tekad mereka untuk meratifikasi perjanjian tersebut sebelum akhir tahun ini agar perjanjian itu dapat berlaku mulai 1 Januari 2022.
Ratifikasi oleh setidaknya enam dari 10 negara ASEAN dan tiga dari lima anggota non-ASEAN diperlukan agar kesepakatan perdagangan tersebut dapat berlaku.
Begitu berlaku, kesepakatan tersebut akan menghapus tarif terhadap hingga 90 persen barang yang diperdagangkan antara anggotanya selama 20 tahun ke depan.
Didirikan pada 1967, ASEAN beranggotakan Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Brunei menjadi ketua ASEAN untuk tahun 2021. [Xinhua]