Rabu lalu Johnson menyampaikan permintaan maaf karena menghadiri pesta kebun di Downing Street pada 20 Mei 2020, di tengah lockdownpertama di Inggris. Menurut Johnson, itu merupakan acara kerja dan dirinya hanya berada di acara itu selama 25 menit.
LONDON, Downing Street telah meminta maaf kepada Ratu Elizabeth II karena menyelenggarakan dua pesta staf pada malam sebelum pemakaman Pangeran Philip tahun lalu, ketika peraturan COVID-19 melarang acara bersosialisasi di dalam ruangan.
“Sangat disesalkan hal ini terjadi pada saat berkabung nasional dan (Downing Street) No. 10 telah meminta maaf kepada pihak Istana,” kata juru bicara Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson kepada awak media pada Jumat (14/1).
Pertemuan itu berlangsung pada 16 April 2021, dan berlanjut hingga dini hari, kata harian The Telegraph dalam sebuah laporan eksklusif pada Kamis (13/1) malam.
Johnson tidak menghadiri kedua pesta tersebut karena dia tidak berada di Downing Street, tempatnya tinggal dan bekerja, pada 16 April, imbuh juru bicara itu.
Pengungkapan itu muncul ketika sejumlah laporan terkait serangkaian pertemuan yang melanggar aturan karantina wilayah (lockdown) yang digelar oleh pejabat Downing Street selama dua tahun terakhir memicu kemarahan publik Inggris dan membuat jabatan perdana menteri Johnson terancam.
Pada Rabu (12/1), Johnson menyampaikan permintaan maaf karena menghadiri pesta kebun di Downing Street pada 20 Mei 2020, di tengah lockdownpertama di Inggris. Menurut Johnson, itu merupakan acara kerja dan dirinya hanya berada di acara itu selama 25 menit.
Keir Starmer, pemimpin oposisi utama Partai Buruh, mengatakan alasan Johnson “menyinggung” publik Inggris dan memintanya untuk mengundurkan diri.
Johnson bersikeras bahwa publik harus “menunggu” sampai Sue Gray, pegawai negeri senior yang ditugaskan untuk menyelidiki pihak-pihak yang dilaporkan di Downing Street, menyampaikan laporannya.
Tekanan meningkat bagi Johnson untuk mengundurkan diri menyusul pengungkapan tersebut.
Survei cepat (snap poll) yang dilakukan Savanta ComRes menemukan bahwa 66 persen orang dewasa Inggris berpendapat Johnson harus mundur, meningkat 12 poin dari jajak pendapat sebelumnya. Sementara itu, jajak pendapat lain yang dilakukan YouGov menunjukkan 56 persen responden meyakini Johnson harus mundur, naik dari 48 persen dalam survei serupa pada 22 November tahun lalu.
Dukungan dari partai Johnson sendiri, Partai Konservatif, juga memudar dengan beberapa anggota menyampaikan kritik secara terbuka. Pemimpin Partai Konservatif Skotlandia Douglas Ross pada Selasa (11/1) mengatakan Johnson harus mengundurkan diri jika dia melanggar aturan lockdowndengan menghadiri pesta kebun itu. [Xinhua]