PBB – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Selasa (26/10) menekankan perlunya menutup “kesenjangan kepemimpinan” dalam aksi iklim sebelum Konferensi Perubahan Iklim PBB di Glasgow, Skotlandia.
Seruan tersebut diutarakannya pada peluncuran Laporan Kesenjangan Emisi Program Lingkungan PBB 2021 bertajuk “Situasi Kian Memanas” (The Heat Is On).
Laporan tersebut menunjukkan bahwa dengan Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional saat ini dan beberapa komitmen tegas lainnya dari negara-negara di seluruh dunia, dunia sedang menuju pada bencana kenaikan suhu global sekitar 2,7 derajat Celsius di atas tingkat praindustri, kata Guterres.
“Seperti dinyatakan dalam judul laporan tahun ini bahwa ‘Situasi kian Memanas’. Dan sebagaimana ditunjukkan dalam isi laporan tersebut, bahwa kepemimpinan yang kita butuhkan masih jauh (dari target). Sangat jauh.”
Waktu terus bergulir. Kesenjangan emisi merupakan konsekuensi dari kesenjangan kepemimpinan. Namun para pemimpin masih bisa menjadikan ini sebagai titik balik menuju masa depan yang lebih hijau alih-alih titik kritis bencana iklim, ujar Guterres. “Era kebijakan setengah-setengah dan janji-janji kosong harus diakhiri. Waktu untuk menutup kesenjangan kepemimpinan harus dimulai di Glasgow.”
Saat para pemimpin dunia bersiap untuk Glasgow, laporan tersebut menjadi peringatan keras lainnya.
Menurut sang sekjen, target Perjanjian Paris untuk kenaikan suhu 1,5 derajat tidak akan tercapai, kecuali jika emisi karbon global dapat dipangkas hingga 45 persen dari tingkat 2010 per 2030 nanti.
Para ilmuwan sudah mengerti tentang fakta tersebut. Kini waktunya para pemimpin juga tegas dalam tindakan mereka. Mereka harus datang ke Glasgow dengan rencana yang berani, terikat waktu, dan dipenuhi sejak awal untuk mencapai nol emisi, ujar sang sekjen. [Xinhua]