“Apa yang tidak boleh kita lakukan adalah membiarkan Washington dan para pemimpin negara-negara NATO menggunakan mimpi buruk yang saat ini terjadi di Ukraina untuk membenarkan lebih banyak militerisasi dan rencana-rencana perang di masa depan,” kata laporan sebuah outletmedia AS.
WASHINGTON, Negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memanfaatkan krisis Ukraina untuk mengejar proyek militeristik jangka panjang, tulis sebuah laporan outlet media Amerika Serikat (AS).
“Setelah berakhirnya 20 tahun pendudukan AS di Afghanistan, dan setelah dua dekade ‘perang melawan teror’, inilah saatnya untuk secara kritis mengevaluasi dampak militerisme AS dan mendorong demiliterisasi,” kata sebuah artikel yang dipublikasikan di situs web Yes! Magazine pada Senin (7/3).
“Namun, Washington justru melakukan yang sebaliknya, dengan (Presiden AS Joe) Biden dilaporkan mempertimbangkan rekor anggaran militer 770 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.394) untuk tahun 2023,” menurut artikel yang ditulis oleh Khury Petersen-Smith, Michael Ratner Middle East Fellow di Institute for Policy Studies.
Artikel itu menyerukan kepada masyarakat di Barat untuk menuntut pemerintah mereka membuka pintu bagi warga Ukraina yang telah meninggalkan negara mereka, dan “untuk semua pengungsi, yang sebenarnya, banyak dari mereka terlantar akibat kekerasan AS dan para sekutunya.”
“Apa yang tidak boleh kita lakukan adalah membiarkan Washington dan para pemimpin negara-negara NATO menggunakan mimpi buruk yang saat ini terjadi di Ukraina untuk membenarkan lebih banyak militerisasi dan rencana-rencana perang di masa depan,” kata artikel itu.
“Sayangnya, arah itulah yang mereka kejar,” katanya.
Penulis artikel itu meyakini bahwa sanksi ekonomi yang saat ini diterapkan oleh AS dan para sekutunya terhadap Rusia harus ditolak, seraya menyebutkan bahwa “Sanksi, yang kerapkali dijadikan sebagai alternatif selain perang oleh para pejabat, sebaiknya dipahami sebagai tindakan perang.”
Pada Senin, para negosiator Rusia dan Ukraina mengakhiri putaran ketiga pembicaraan damai mereka di Belarus, dengan seorang negosiator menyampaikan bahwa putaran keempat akan digelar dalam “waktu yang sangat dekat.”
Sementara itu, angkatan bersenjata Rusia mengumumkan gencatan senjata dan pembukaan koridor kemanusiaan di empat kota Ukraina mulai pukul 10.00 waktu Moskow (14.00 WIB) pada Senin, menurut Kementerian Pertahanan Rusia.
Mereka kemudian mendeklarasikan “rezim hening” dan pembukaan koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil yang aman di Ukraina mulai pukul 10.00 waktu Moskow pada Selasa (8/3). [Xinhua]