WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Minggu (23/5) mengatakan masih belum jelas apakah Teheran bersedia mengambil langkah untuk kembali mematuhi kesepakatan nuklir Iran.
“Masalah yang belum terselesaikan, pertanyaan yang belum ada jawabannya, adalah apakah Iran, pada akhirnya, bersedia melakukan hal yang diperlukan untuk kembali mematuhi perjanjian,” kata Blinken dalam wawancara dengan CNN.
Dia menyebutkan masalah yang sama dalam wawancara dengan ABC pada Minggu pagi. Diplomat tertinggi AS itu mengatakan dialog tak langsung antara Washington dan Teheran di Wina telah mengklarifikasi apa yang perlu dilakukan masing-masing pihak untuk kembali mematuhi kesepakatan nuklir Iran, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA).
“Yang belum kami lihat adalah apakah Iran siap dan bersedia mengambil keputusan untuk melakukan hal yang harus dilakukannya. Itulah ujiannya dan kami belum punya jawabannya,” imbuh Blinken.
Amerika Serikat dan pihak-pihak lain dalam JCPOA, yaitu Iran, Inggris, China, Prancis, Jerman, dan Rusia, akan bertemu kembali pekan depan untuk melakukan dialog putaran kelima di Wina yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.
Sebelumnya pada hari yang sama, Presiden Iran Hassan Rouhani menyebutkan pihaknya akan melanjutkan dialog nuklir hingga kesepakatan akhir tercapai, seperti dilansir kantor berita resmi Iran, IRNA.
Rouhani pada Kamis (20/5) juga mengatakan bahwa “kesepakatan utama” untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir telah dicapai dalam pembicaraan itu, dan para mitra Iran setuju tentang perlunya mencabut “semua sanksi utama.”
Pada Mei 2018, pemerintah AS di bawah mantan presiden Donald Trump menarik diri dari JCPOA dan secara sepihak memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran. Sebagai balasannya, Iran secara bertahap berhenti menerapkan sebagian dari komitmen JCPOA mereka mulai Mei 2019. [Xinhua]