Foto yang diabadikan pada 6 April 2022 ini memperlihatkan sebuah patung dan bendera negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di markas NATO di Brussel, Belgia. (Xinhua/Zheng Huansong)
HELSINKI, 24 Januari (Xinhua) — Menteri Luar Negeri (Menlu) Finlandia Pekka Haavisto pada Selasa (24/1) mengatakan bahwa Finlandia kemungkinan harus mempertimbangkan ulang rencana bergabung ke dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bersama dengan Swedia jika pengajuan Swedia ditunda lebih lama lagi.
Masuknya Finlandia ke NATO bersama dengan Swedia masih menjadi prioritas, dengan tujuan untuk kepentingan keamanan Finlandia dan Swedia, kata Haavisto dalam wawancara dengan lembaga penyiaran nasional Finlandia Yle pada Selasa.
Komentar itu disampaikan Haavisto menyusul pernyataan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Senin (23/1) malam bahwa Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan Turkiye untuk bergabung ke dalam NATO setelah insiden pembakaran Al-Qur’an di depan Kedutaan Besar Turkiye di Stockholm pada Sabtu (21/1) pekan lalu.
Menlu itu menyebut bahwa aksi unjuk rasa baru-baru ini di Swedia telah menunda pemrosesan pengajuan keanggotaan NATO Swedia dan Finlandia. Dia meyakini bahwa pengunjuk rasa dalam aksi itu sengaja memprovokasi Turkiye dan berupaya memengaruhi opini warga dan politisi negara tersebut.
Perjalanan Finlandia dan Swedia menjadi anggota NATO kini akan ditunda setidaknya sampai pemilihan parlemen dan presiden Turkiye pada pertengahan Mei mendatang, kata Haavisto.
Finlandia, Swedia, dan Turkiye saat ini sedang berupaya menjadwalkan pertemuan tripartit baru “pada awal musim semi” guna menilai situasi ini, imbuh Haavisto. [Xinhua]
