PBB – Para pekerja kemanusiaan di Afghanistan memperhitungkan kebutuhan 18,4 juta orang dari hampir 40 juta penduduk saat pertempuran menyebar di seluruh negeri, kata lembaga kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (12/8).
“Banyak orang tiba di Kabul dan kota-kota besar lainnya, menyelamatkan diri dari konflik dan berbagai ancaman lain,” kata Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) PBB.
“Penilaian antarlembaga sedang berlangsung di lapangan dengan fokus pada pengungsi baru, konflik, banjir, masalah gender, dan pemantauan perlindungan untuk menentukan kebutuhan kemanusiaan dan persyaratan respons cepat,” katanya. “Komunitas kemanusiaan, baik PBB maupun organisasi nonpemerintah, tetap berdedikasi untuk tetap tinggal dan bekerja di Afghanistan, tetapi lingkungan keamanannya sangat kompleks dan menantang.”
“Jelas, situasi di lapangan sangat dinamis,” kata Stephane Dujarric, kepala juru bicara untuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, kepada wartawan dalam taklimat media rutin. “Kami melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan keselamatan dan perlindungan staf kami dalam situasi yang sangat kompleks di lapangan ini.”
Dikatakan Dujarric, PBB memiliki hampir 3.400 staf nasional dan sekitar 300 staf internasional di Afghanistan. Sebanyak 420 staf internasional lainnya bekerja dari jarak jauh di luar negeri, sebagian besar akibat COVID-19.
“Kami menjalin komunikasi dengan semua pihak yang berkonflik, mengingatkan tentang tanggung jawab mereka, tidak hanya untuk melindungi infrastruktur sipil tetapi juga bahwa bangunan dan area PBB tidak dapat diganggu gugat, tentang kebutuhan dan tanggung jawab mereka untuk memastikan bahwa staf PBB dan area PBB tetap aman,” kata juru bicara tersebut. [Xinhua]