Foto yang diabadikan pada 25 Mei 2022 ini menunjukkan pemandangan Stasiun Konverter Lahore di bawah Koridor Ekonomi China-Pakistan (China-Pakistan Economic Corridor/CPEC) di pinggiran Lahore, Provinsi Punjab, Pakistan timur. (Xinhua/Ahmad Kamal)
China tetap berkomitmen pada jalur pembangunan yang damai dan kerja sama yang saling menguntungkan, seraya berharap semua negara Asia akan menjauh dari konflik apa pun, konfrontasi, dan Perang Dingin.
ISLAMABAD, 22 Juni (Xinhua) — Sejumlah pakar dari berbagai negara menyerukan kerja sama dan konektivitas yang lebih besar di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) usulan China untuk memerangi berbagai tantangan, seperti perubahan iklim, pandemi, dan kerawanan pangan.
Berbicara dalam sebuah webinar internasional bertajuk “Persaingan Kekuatan Besar dalam Tatanan Dunia Pascapandemi dan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra” (“Big Power competition in the post-pandemic World Order and the Belt and Road Initiative”) pada Senin (20/6), para pakar tersebut menolak segala gagasan konfrontasi atau mentalitas Perang Dingin yang baru. Mereka pun menuturkan bahwa kerja sama, alih-alih konfrontasi, adalah hal yang paling dibutuhkan bagi keberhasilan ekonomi dan pembangunan global.
Ketua Komite Pertahanan Senat Pakistan Mushahid Hussain Syed menyampaikan bahwa China menginginkan visi yang didorong oleh ekonomi melalui BRI, yang telah diikuti oleh 149 negara, termasuk Pakistan, dan 32 organisasi internasional.
Sejumlah teknisi bekerja di Stasiun Konverter Lahore di bawah Koridor Ekonomi China-Pakistan (China-Pakistan Economic Corridor/CPEC) di pinggiran Lahore, Provinsi Punjab, Pakistan timur, pada 25 Mei 2022. (Xinhua/Ahmad Kamal)
Koridor Ekonomi China-Pakistan (China-Pakistan Economic Corridor/CPEC), sebuah proyek unggulan BRI, adalah inisiatif diplomatik dan pembangunan paling signifikan pada abad ke-21, kata anggota senat tersebut, seraya menggarisbawahi perlunya mempromosikan CPEC secara proaktif untuk pembangunan sosial-ekonomi Pakistan.
“Pakistan berada di lokasi yang strategis dengan transformasi dan transisi besar yang sedang berlangsung … Negara itu tengah berupaya untuk menjadi pusat konektivitas regional melalui CPEC, dengan melakukan transisi dari geopolitik ke geoekonomi,” urai Syed.
Dia mengatakan bahwa China tetap berkomitmen pada jalur pembangunan yang damai dan kerja sama yang saling menguntungkan, seraya berharap semua negara Asia akan menjauh dari konflik apa pun, konfrontasi, dan Perang Dingin.
Menyebut BRI sebagai peluang untuk memanfaatkan potensi ekonomi Selatan dalam periode pascapandemi, mantan menteri luar negeri Pakistan Tehmina Janjua mengatakan bahwa inisiatif itu memiliki dasar ekonomi alih-alih dasar strategis, mencerminkan aspirasi China untuk membangun masyarakat internasional yang makmur.
Foto dari udara yang diabadikan pada 24 Mei 2022 ini menunjukkan bendungan dan saluran pelimpah Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karot di Provinsi Punjab, Pakistan timur. (Xinhua/CTG)
Upaya Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutu Baratnya dalam membatasi China di segala lini merupakan hal yang “disayangkan” karena akan memiliki konsekuensi yang besar, tidak hanya bagi negara-negara berkembang, tetapi juga bagi AS dan para sekutunya, ujar Janjua. “Perkembangan seperti itu berdampak pada semua pihak, tidak hanya mereka yang menjadi sasaran.”
Ketua Komisi Urusan Luar Negeri, Kerja Sama Internasional, Media, dan Informasi Majelis Nasional Kamboja Suos Yara menuturkan bahwa BRI adalah sebuah platform kolaborasi karena menawarkan begitu banyak prospek, seperti peningkatan infrastruktur dan “ruang bernapas” bagi perekonomian negara-negara mitra di tengah beragam tantangan.
Fondasi ekonomi telah terguncang di tengah begitu banyak ketidakpastian di arena global, dengan negara-negara yang lebih kecil menghadapi banyak hambatan dalam mencapai kemakmuran ekonomi, ujar Yara, seraya menambahkan bahwa tatanan dunia baru harus inklusif, berkelanjutan, dan tangguh. [Xinhua]