Laporan awal mengindikasikan setidaknya 60 kematian dan lebih dari 100 orang terluka di antara para narapidana di Kota Saada, Yaman, menyusul serangan udara pada Jumat (21/1) oleh koalisi pimpinan Arab Saudi.
PBB, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengecam serangan udara pada Jumat (21/1) oleh koalisi pimpinan Arab Saudi terhadap sebuah pusat penahanan di Kota Saada di Yaman, kata juru bicaranya.
Laporan awal mengindikasikan setidaknya 60 kematian dan lebih dari 100 orang terluka di antara para narapidana. Serangan udara lebih lanjut telah dilaporkan di tempat lain di Yaman, juga dengan laporan kematian dan terluka di antara warga sipil, termasuk anak-anak, kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekjen PBB, dalam sebuah pernyataan.
Serangan udara pada fasilitas telekomunikasi di Hodeidah juga secara signifikan mengganggu layanan internet vital di sebagian besar Yaman, imbuh juru bicara itu.
“Sekjen mengingatkan semua pihak bahwa serangan yang ditujukan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil dilarang oleh hukum humaniter internasional. Dia lebih lanjut mengingatkan semua pihak akan kewajiban mereka di bawah hukum humaniter internasional untuk memastikan bahwa warga sipil dilindungi dari bahaya yang timbul dalam berbagai operasi militer, mematuhi dengan prinsip proporsionalitas, pengecualian dan kehati-hatian,” kata pernyataan itu.
Guterres menyerukan penyelidikan yang cepat, efektif dan transparan atas insiden-insiden ini guna memastikan akuntabilitas, dan demi segera meredakan situasi, katanya.
Sekjen PBB mendesak para pihak agar terlibat melalui utusan khususnya untuk Yaman guna memajukan proses politik dan mencapai penyelesaian yang dinegosiasikan demi mengakhiri konflik di Yaman, katanya.
Mengingat krisis kemanusiaan yang parah di Yaman, Guterres mendesak para donor dan semua pemangku kepentingan lainnya untuk memungkinkan upaya bantuan kemanusiaan dengan dana, akses dan dukungan lainnya yang memadai, kata pernyataan itu. [Xinhua]