BEIJING – Rolls-Royce akan memperdalam kerja sama industri dengan China di berbagai sektor, kata seorang eksekutif senior dengan perusahaan teknik raksasa Inggris itu.
“China bukan hanya pasar strategis utama, melainkan juga pusat manajemen rantai pasokan utama untuk Rolls-Royce. Kami mendirikan lebih banyak bisnis baru di China dan melokalisasi lebih cepat,” kata Julian MacCormac, Direktur Rolls-Royce China.
Sebagai penyedia tenaga dan sistem propulsi kedirgantaraan global utama, Rolls-Royce menghasilkan sekitar 10 persen dari pendapatan globalnya tahun lalu di pasar China.
MacCormac mengatakan perusahaan tersebut mengincar bidang dan potensi yang lebih beragam di China, termasuk penerbangan sipil, pembangkit tenaga, suku cadang dan komponen mesin, serta peluang yang muncul dari pengurangan karbon.
Di tengah tantangan COVID-19 terhadap industri penerbangan global, Rolls-Royce mengalami penyusutan bisnis pada 2020 dan mulai melakukan restrukturisasi. Namun, rantai pasokannya di China terus beroperasi karena negara itu pulih dengan cepat dari epidemi.
“Ini memberi kami kepercayaan besar dalam memeroleh pendapatan dari China,” kata MacCormac. Perusahaan ini sekarang memiliki beberapa usaha patungan dengan mitra China dan jaringan pemasok yang luas di seluruh negeri. “Mereka menjadi bagian penting dari rantai pasokan global kami.”
Dia mengatakan pendapatan perusahaan itu di China diperkirakan akan meningkat hingga 100 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.510) setiap tahun mulai 2023 dan seterusnya. [Xinhua]