MOSKOW – Kremlin pada Jumat (2/4) mengatakan bahwa sejumlah langkah tambahan akan diambil jika Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) memperkuat pasukan di sekitar Ukraina di tengah konflik Kiev-Donbas yang kian intensif.
Peningkatan keberadaan militer NATO tentu akan mengeskalasi ketegangan di dekat perbatasan Rusia-Ukraina, yang mengharuskan Moskow untuk “mengambil sejumlah langkah tambahan guna memastikan keamanannya,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam sebuah taklimat harian.
Menganggap Rusia sebagai musuh dalam situasi ini sama sekali tidak dapat diterima dan tidak pantas karena Rusia tidak pernah menimbulkan ancaman bagi pihak lain, lanjutnya.
Rusia bukan pihak dalam konflik antara pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak Donbas, dan tak dapat menjamin gencatan senjata yang komprehensif di antara mereka. Namun, Rusia dapat berupaya untuk memastikan bahwa kesepakatan yang dicapai sebelumnya terpenuhi, imbuh juru bicara itu.
Peskov menyatakan keprihatinan serius atas “tindakan provokatif” dari pihak Ukraina dan menyebut situasi di sepanjang garis kontak di Donbas “sangat mengintimidasi.”
Dalam percakapan via telepon dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Kamis (1/4), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan bahwa Washington memantau dengan cermat situasi di Donbas.
Konflik yang tengah berlangsung di Ukraina timur, yang telah merenggut nyawa sekitar 14.000 orang dan melukai 40.000 warga, dimulai pada April 2014. [Xinhua]