[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=UT0fMYhgqW8″ lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=0 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://www.wartabuana.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]
KAIRO – Kepala Otoritas Terusan Suez (Suez Canal Authority/SCA) Mesir Osama Rabie pada Sabtu (27/3) menuturkan bahwa badai pasir pada Selasa (23/3) lalu bukanlah penyebab utama di balik kandasnya kapal Ever Given yang mengakibatkan terblokirnya rute strategis Terusan Suez.
Seraya mengatakan pihaknya masih terus menyelidiki insiden itu, Rabie menjelaskan dalam konferensi pers tersebut bahwa kesalahan teknis atau faktor kelalaian manusia kemungkinan menjadi penyebabnya.
Dia juga menambahkan selama operasi pembebasan kapal kargo berlangsung, SCA menghadapi banyak kesulitan.
Dia mengatakan pihaknya telah berupaya keras dalam membebaskan kapal tersebut, sembari berharap SCA tidak perlu menurunkan muatan Ever Given yang diperkirakan berjumlah sekitar 108.300 kontainer jika upaya berhasil.
Akibat insiden ini, Rabie menyebut sekitar 321 kapal terpaksa mengantre di Terusan Suez atau berlabuh untuk menunggu transit. Dia menambahkan pihak otoritas kanal terus menyediakan semua logistik yang diperlukan bagi kapal-kapal yang menunggu.
Dia memperkirakan jalur air strategis itu kehilangan 12 hingga 14 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.481) pendapatan setiap harinya akibat krisis tersebut.
Menghubungkan Laut Mediterania dengan Laut Merah, Terusan Suez merupakan jalur utama untuk perdagangan lintas laut global karena memungkinkan kapal melakukan perjalanan antara Eropa dan Asia Selatan tanpa harus memutari Benua Afrika, sehingga jarak perjalanan laut antara Eropa dan India pun bisa terpangkas hingga 7.000 kilometer.
Sekitar 12 persen dari volume perdagangan dunia melewati Terusan Suez.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kairo. (XHTV)