LHASA – Sebuah asosiasi untuk mempromosikan lukisan Thangka telah didirikan di Daerah Otonom Tibet, China barat daya, sebagai langkah yang akan membantu melindungi bentuk seni warisan budaya takbenda nasional tersebut.
Setelah disetujui oleh departemen urusan sipil daerah tersebut, Asosiasi Thangka Tibet secara resmi didirikan pada Minggu (10/10) di Lhasa, ibu kota Daerah Otonom Tibet.
Sejauh ini, 14 perusahaan dan 280 individu telah mendaftar untuk menjadi anggota asosiasi itu.
Thangka adalah jenis lukisan gulung Buddhis Tibet. Zat pewarnanya berasal dari mineral dan bahan organik seperti koral, safir, mutiara, dan emas agar warnanya awet selama berabad-abad, dan catnya diterapkan pada kanvas katun atau sutra.
Pada 2006, Thangka dicantumkan sebagai salah satu jenis warisan budaya nasional, status yang sejak saat itu meningkatkan bentuk seni tersebut.
“Pengembangan industri Thangka telah memainkan peran unik dalam mempromosikan lapangan kerja, kewirausahaan, dan pariwisata,” tutur Ngawang Jigme, kepala asosiasi itu.
Dia mengatakan asosiasi tersebut harus melatih lebih banyak pelukis Thangka muda, mempromosikan kesenian, melakukan lebih banyak penelitian, dan berupaya memajukan budaya Thangka.
Sejak 2006, China telah membelanjakan total 209 juta yuan (1 yuan = Rp2.206) untuk perlindungan warisan budaya takbenda di Tibet, menurut buku putih yang dirilis sebelumnya pada tahun ini. [Xinhua]