Sebuah lokasi tes COVID-19 terlihat di Times Square di New York City, Amerika Serikat, pada 12 Mei 2022. (Xinhua/Michael Nagle)
“Long COVID-19 dikaitkan dengan gejala-gejala kronis, seperti kelelahan, masalah kognitif, dan kesulitan dalam hal pernapasan yang dapat bertahan selama berbulan-bulan setelah infeksi awal virus corona berlalu,” sebut sebuah artikel yang diunggah di situs web Brookings Institution.
WASHINGTON, 23 Juni (Xinhua) — Sekitar 31 juta warga usia pekerja di Amerika Serikat (AS), atau lebih dari satu per tujuh orang, kemungkinan pernah mengalami atau sedang mengalami gejala COVID-19 berkepanjangan, menurut Brookings Institution.
Seiring dengan lebih banyaknya negara bagian di AS mengumumkan pelonggaran signifikan terhadap pembatasan pandemi, seperti mandat masker dan batas kapasitas dalam ruangan, masyarakat harus meningkatkan kesadaran tentang fakta bahwa “hidup bersama virus” memiliki makna yang jauh berbeda bagi mereka yang menghadapi gejala-gejala long COVID-19, sebut sebuah artikel yang diunggah di situs web institusi itu pada Selasa (21/6).
“Long COVID-19 dikaitkan dengan gejala-gejala kronis, seperti kelelahan, masalah kognitif, dan kesulitan dalam hal pernapasan yang dapat bertahan selama berbulan-bulan setelah infeksi awal virus corona berlalu,” sebut artikel itu.
Menghadapi tantangan dalam jangka waktu lebih lama dengan COVID-19 tidak hanya berdampak pada mereka yang mengalami kasus parah, tetapi juga mereka yang mengalami gejala relatif ringan serta warga AS yang secara umum berada dalam keadaan sehat, imbuh artikel itu.
Serupa dengan semua dampak kesehatan lainnya yang berkaitan dengan pandemi, terdapat “ketidaksetaraan rasial signifikan yang berkaitan dengan long COVID-19 karena ketidaksetaraan yang luas dalam hal kondisi bawaan menjadikan tingkat keparahan dari kasus-kasus berjangka lebih panjang itu terasa lebih berat bagi sejumlah ras dan etnis minoritas,” menurut artikel itu.
Penduduk asli benua Amerika, warga Afrika-Amerika, dan warga Latin jelas mengalami penularan, rawat inap, dan kematian terkait virus corona dengan level yang lebih tinggi selama pandemi, imbuh artikel itu. Artikel tersebut juga menyerukan peningkatan perlindungan bagi masyarakat yang rentan berdasarkan pengetahuan dan prediksi terkini tentang perluasan perbedaan kondisi kesehatan guna membantu mengatasi tantangan-tantangan ini. [Xinhua]