“Banyak perawat dibiarkan menderita tanpa ada pihak yang peduli saat mereka menghadapi perasaan lelah, sensitif, cemas, dan sedih luar biasa yang merusak kesehatan mental kami setiap hari,” kata Lauren Ghazal, praktisi perawat keluarga bersertifikat di New York sekaligus research fellowpascadoktoral di Universitas Michigan di Ann Arbor.
NEW YORK CITY, Para perawat di Amerika Serikat (AS) bekerja hingga batas kemampuan mereka selama beberapa bulan terakhir seiring melonjaknya kasus Omicron, dengan gelombang infeksi COVID-19 membebani fisik dan emosional yang ekstrem serta menyebabkan kelelahan luar biasa, kata seorang perawat dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan oleh CNN pada Rabu (26/1).
“Banyak perawat dibiarkan menderita tanpa ada pihak yang peduli saat mereka menghadapi perasaan lelah, sensitif, cemas, dan sedih luar biasa yang merusak kesehatan mental kami setiap hari,” kata Lauren Ghazal, praktisi perawat keluarga bersertifikat di New York sekaligus research fellowpascadoktoral di Universitas Michigan di Ann Arbor.
Terjadi kekurangan perawat terampil untuk merawat pasien yang membeludak di semua lokasi perawatan kesehatan di negara ini, kata Ghazal, seraya menambahkan bahwa saat ini setiap kunjungan perawatan kesehatan menuntut pekerjaan dari berbagai tenaga kesehatan, dan “sangat menyedihkan untuk menolak para pasien karena kurangnya jadwal janji temu yang tersedia.”
Selain itu, seiring para tenaga kerja AS tengah mengalami transformasi yang cepat sebagai bagian dari “Pengunduran Diri Skala Besar”, semakin banyak perawat beralih ke pilihan seperti travel nursing, yakni kontrak kerja jangka pendek di rumah sakit dan wilayah yang sangat membutuhkan mereka dan menawarkan lebih banyak uang dibandingkan gaji perawat staf lokal, menurut artikel tersebut.
Secara khusus, perawat AS harus menanggung keputusasaan yang datang dari pekerjaan tanpa henti dan bertemu orang-orang yang tidak menerima kebenaran, yaitu mereka yang masih menyangkal bahwa pandemi adalah ancaman nyata, atau tidak memakai masker dan mendapatkan suntikan vaksin guna melindungi diri mereka sendiri serta orang-orang di sekitar mereka, kata Ghazal. [Xinhua]