WARTABUANA – Selama pandemi COVID-19, sangat penting bagi masyarakat untuk menjaga jarak sosial. Meskipun jarak dapat membawa ketidakpastian dan kesulitan, cinta sejati tak akan pernah pudar.
Chen Yixiu bertemu dengan pria idamannya dalam penerbangan kembali ke China dari Chile pada Oktober lalu.
“Kami bertemu lewat seorang teman yang berpikir mungkin ide yang bagus bila memperkenalkan kami karena kami berada di penerbangan yang sama dan bisa menjaga satu sama lain selama perjalanan,” kata Chen (25).
“Pria jangkung itu tampak tampan bahkan saat mengenakan masker. Melihat rambut cokelat keritingnya, saya tahu dia pasti memangkas rambutnya sendiri karena tidak bisa pergi ke salon cukur rambut gara-gara pandemi,” tambahnya, mengenang pertemuan pertamanya dengan Xu Peng (28) di bandara.
Xu memberikan satu-satunya masker N95 cadangan miliknya kepada Chen dan memilih untuk mengenakan masker yang kurang nyaman. “Baru setelah kami tiba di hotel karantina saya menyadari hidungnya lecet karena masker yang dipakainya,” kata Chen.
Keduanya saling jatuh cinta dan memulai hubungan jarak jauh. Chen bekerja di Fuzhou, Provinsi Fujian, China timur, sementara Xu di Nanjing, Provinsi Jiangsu, China timur, terpisah sekitar 900 km.
Menjelang Festival Musim Semi tahun ini, Chen pergi ke Nanjing untuk menemui Xu. Tanggal 6 Februari merupakan hari ulang tahun Chen dan mereka berdua pun merayakan hari itu bersama.
“Pandemi dan jarak tidak akan memengaruhi hubungan kami. Kami memiliki pengalaman serupa dan rencana yang sama untuk masa depan, dan hidup kami kini lebih cerah setelah bersama,” katanya.
Situasi berbeda dialami oleh Liu Tingting, seorang diplomat yang ditempatkan di Tajikistan selama tiga tahun terakhir. Wanita tersebut terpisah dari kekasihnya, Sun Chen, selama lebih dari satu tahun karena pandemi.
“Dia seharusnya kembali Februari tahun lalu, dan kami sudah berencana untuk mendekorasi apartemen kami bersama dan kemudian menikah,” kata Sun. “Namun apa hendak dikata, dia memutuskan untuk tetap di posnya karena pandemi.”
Selama setahun terakhir, Liu dan Sun mendiskusikan rencana dekorasi apartemen mereka dengan seorang desainer interior secara daring (online). Sun pergi ke toko dan menunjukkan furnitur kepada Liu melalui panggilan video untuk membuat keputusan bersama.
Liu akhirnya kembali ke China pada Januari tahun ini. Namun, dia saat ini sedang menjalani karantina di sebuah hotel dan terpaksa menghabiskan Hari Valentine di kamar hotel. “Saya berharap saya bisa memeluknya,” kata Liu.
“Harapan saya, dia bisa pulang dengan selamat dan sehat. Saya ingin memasak, pergi berbelanja, menonton film dengannya, dan melakukan banyak hal bersama ketika dia kembali,” kata Sun.
Pandemi mungkin telah menjauhkan banyak pasangan, tetapi itu tidak memengaruhi kehidupan pernikahan yang telah terjalin selama 63 tahun antara Chen Jinyou (89) dan Yu Lianjuan (88).
Pasangan lansia dari Shanghai tersebut memiliki jadwal yang padat. Chen menulis puisi, melukis, atau berlatih kaligrafi, sedangkan Yu menyulam atau membuat kerajinan potong kertas di rumah.
“Meski kami diimbau untuk tidak terlalu sering keluar karena pandemi, masih banyak hal yang bisa kami lakukan setiap hari, jadi kami tidak merasa bosan,” kata Chen. “Kunci pernikahan kami adalah saling membantu, memahami, dan menoleransi.”
Chen dan Yu tidak pernah menyatakan “Aku cinta padamu” kepada satu sama lain. Namun, cinta sejati bersinar melalui kebersamaan mereka selama berpuluh tahun, sebuah romansa abadi yang mengalahkan kata-kata. [Xinhua]