LHASA – Kota Jedexoi di wilayah Gonggar, Daerah Otonom Tibet, China barat daya, dikenal sebagai kampung halaman “Bangdian”, sejenis celemek bermotif garis warna-warni yang dibuat oleh kelompok etnis Tibet.
Bangdian memiliki sejarah sekitar 1.500 tahun. Teknik tenunnya terdaftar sebagai salah satu warisan budaya takbenda tingkat nasional China pada 2006. Di Kota Jedexoi, hampir setiap rumah tangga terlibat dalam proses penenunan Bangdian.
Karri adalah pewaris teknik menenun Bangdian yang terkenal. “Barang-barang tenun Bangdian sangat populer di pasaran karena warnanya yang cerah dan coraknya yang indah. Sebagai pewaris teknik menenun tersebut, saya sangat menghargai keterampilan ini. Saya juga percaya diri untuk mewarisi dan melestarikannya,” kata Karri.
Selain melindungi dan mewarisi warisan budaya takbenda itu, Karri juga membantu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
“Kini, sehelai Bangdian dapat dijual seharga 300 yuan (1 yuan = Rp2.202) di Lhasa, dan harga grosir berkisar antara 250 hingga 280 yuan. Setelah dikurangi gaji para peserta pelatihan, biaya bahan baku, pewarna, dan lainnya, pendapatan bersih tahunan saya sekitar 180.000 yuan,” tutur Karri.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service [XHTV]