GUIYANG – Sudah menjadi rutinitas sehari-hari bagi Qin Fazhong, seorang pengrajin berusia 49 tahun, untuk mewarnai topeng setelah bangun di pagi hari.
Qin tinggal di Desa Zhouguan di Kota Anshun, Provinsi Guizhou, China barat daya. Daerah ini telah melestarikan Dixi, opera tradisional yang diwariskan dari era Dinasti Ming lebih dari 600 tahun silam dan masuk dalam daftar warisan budaya takbenda nasional China pada 2006. Para pemain Dixi memakai berbagai topeng saat mementaskan opera tentang sejarah dan ritual untuk mengusir roh-roh jahat.
Zhouguan adalah rumah bagi banyak pengrajin seperti Qin yang memiliki spesialisasi dalam pembuatan topeng khususnya untuk opera Dixi. Pada 1980 dan 1990-an, industri topeng di desa itu melaju semakin cepat berkat perkembangan ekonomi pasar yang pesat.
Qin mulai mempelajari keterampilan mengukir topeng dari generasi yang lebih tua di desa itu. Setelah berhasil menguasai keahlian tersebut di awal usia 20-an, Qin memilih untuk memulai bisnis. Dia mendirikan pabrik dan merekrut para pekerja. Berkat kerja keras dan keterampilan mengukirnya yang luar biasa, topeng-topeng buatannya pun dengan cepat mendapat popularitas di luar negeri.
Namun, meski Qin berhasil mendapat banyak uang dari bisnisnya itu, dia tidak terlalu bahagia. Pasalnya, dia mendapati para pelanggan atau pengunjung yang menyukai topeng tidak memahami ekspresi yang tergambar pada topeng dan bahkan hanya segelintir pengrajin yang dapat menafsirkannya.
Maka Qin menghabiskan waktu selama 10 tahun mempelajari cerita dan sejarah berbagai topeng itu lewat membaca buku dan berkonsultasi dengan generasi yang lebih tua, sambil mengumpulkan berbagai jenis topeng. Pada 2016, dia mendirikan museum topeng pribadi di rumahnya dan mulai menceritakan berbagai kisah topeng kepada pengunjung. Sejak saat itu, museumnya telah menerima lebih dari 200.000 kunjungan.
Qin mengatakan bahwa hal yang paling membahagiakan baginya adalah berbagi pemahamannya tentang topeng dengan pengunjung dari dalam dan luar negeri, dan dia bertekad untuk menjadi komunikator budaya. Kabar baiknya adalah semakin banyak orang seperti Qin kini mengambil peran dan mengabdikan diri untuk menyebarkan budaya tradisional.
[Diproduksi oleh Xinhua Global Service]