WARTABUANA – Leocadia Longino, seorang warga lanjut usia yang tinggal di sebuah desa pegunungan adat di Negara Bagian Hidalgo, Meksiko tengah, memandang ke arah bendungan di luar rumahnya ketika mengisahkan bagaimana pandemi COVID-19 telah memengaruhi bisnisnya dan menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat.
Tepian yang dihiasi barisan pepohonan dan air sejernih kristal di bendungan di Santa Ana Tzacuala, sebuah desa miskin yang terletak di Sierra Otomi-Tepehua, dahulu menarik banyak pengunjung yang kerap singgah untuk mencicipi masakan ikan trout di restoran kecil milik keluarga Leocadia.
Bendungan itu sepi sejak pandemi merebak di Meksiko tahun lalu, membuat penjualan restoran keluarganya anjlok hingga setengahnya.
Bendungan itu “sumber mata pencaharian kami,” kata wanita berusia 67 tahun itu kepada Xinhua. Pandemi telah begitu memengaruhi kehidupan penduduk desa di Acaxochitlan, imbuhnya.
Namun, harapannya untuk masa depan kembali membubung kala dia mendapat vaksinasi COVID-19. Vaksin yang dikembangkan perusahaan farmasi China, Sinovac, itu didistribusikan oleh pemerintah Meksiko kepada masyarakat miskin, terutama kelompok-kelompok prioritas seperti lansia, setelah pengiriman batch pertama tiba akhir Februari lalu.
Hari pertama vaksinasi di desa tersebut menarik puluhan warga lansia, beberapa di antaranya bahkan datang dengan menggunakan tongkat alat bantu jalan.
“Vaksin ini kehidupan baru, penyelamat baru,” ujar Leocadia, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada China atas vaksin yang disediakan bagi mereka.
Pemerintah Meksiko mengirimkan vaksin ke komunitas-komunitas penduduk asli Nahuatl, Otomi, dan Tepehua di enam kota di Hidalgo timur, sebagai bagian dari strategi pemberantasan pandemi, yang pertama-tama ditujukan untuk melindungi kelompok miskin berisiko tinggi.
Vaksin Sinovac telah membantu menyelamatkan nyawa dengan mendukung vaksinasi di daerah-daerah pedesaan, karena dapat disimpan dalam lemari pendingin biasa, ujar Abraham Mendoza, delegasi pemerintah federal untuk program pembangunan di Hidalgo.
Sementara itu, Alejandro Lopez, ketua dewan kota di Acaxochitlan, menggambarkan vaksin Sinovac sebagai “cahaya harapan” di tengah kekacauan situasi kesehatan dan ekonomi akibat pandemi.
“Kami menghargai dukungan yang diberikan rakyat China kepada kami dan kami mengakui jerih payah yang telah mereka lakukan, kami mengakui kemuliaan yang mereka tunjukkan bagi kemanusiaan,” kata Lopez. Lebih lanjut dia mengatakan rakyat China tak hanya membantu mengembangkan vaksin, tetapi juga membagikannya. [Xinhua]