JAKARTA, WB – Ditengah gempuran film-film barat yang mendominasi layar di bioskop tanah air, sepertinya tidak akan bertahan lama. Pasalnya para sineas tanah air, sepertinya sudah mulai menunjukan taringnya dalam menggarap film berkelas, pastinya dengan rasa lokal budaya tanah air. Alhasil banyak film-film garapan lokal ini justru diminati para penggila film.
Dan salah satu Film regional atau produksi daerah yang layak untuk dijadikan refrensi Anda saat ini adalah film berjudul Uang Panai. Film garapan 786 Production dan Makkita Cinema Production ini, diluar dugaan sukses menjaring penonton. Padahal film ini cuma hasil produksi daerah, yang isi ceritanya pun mengulik khasanah lokal salah satu budaya adat di Sulawesi Selatan, tepatnya Bugis – Makassar.
“Alhamdulillah, film kita disambut oleh masyarakat Indonesia, khususnya warga Sulawesi Selatan. Sejak dirilis hingga sekarang sudah hampir 300 ribu penonton yang menyaksikan Uang Panai,” beber sang produser, Wachyudi belum lama ini.
Wachudi membocorkan bahwa sukses menembus box office film Indonesia, tak cuma terfokus pada cerita suasana metropolitan dan horor. Kekuatan film garapannya itu tak lepas dari kekuatan cerita daerah yang memiliki keterikatan dengan para penonton.
Kesuksesan film karya sutradara Halim Gani Safia ini menjadi bukti nyata bahwa film hasil produksi daerah pun memiliki kualitas yang setara dengan film nasional.
“Tentu dengan catatan film tersebut di produksi dengan baik dan memiliki cerita yang kuat,”kata Wachyudi.
Apresiasi juga diberikan oleh pihak Cinema 21, Catherine Keng, selaku Corporate Secretary Cinema 21. Menurut Catherine, film-film daerah yang memiliki cerita bagus dan diproduksi secara baik cukup diminati.
“Uang Panai sekali lagi membuktikan film regional yang diproduksi dengan baik ditambah kedekatan emosional dan budaya daerah akan bisa menarik penonton yang di targetkan,” kata Catherine.
Film Uang Panai sendiri berkisah tentang Anca (Ikram Noer) seorang pemuda Bugis-Makassar yang berjuang menyediakan Uang Panai (mahar) dalam jumlah cukup besar demi mempersunting kekasih idamannya. Dikemas dalam genre drama komedi, film berdurasi 119 menit ini menyajikan cerita daerah menarik yang sebelumnya mungkin tidak diketahui banyak oleh masyarakat luas.[]