JAKARTA, WB – Film “Ketika Mas Gagah Pergi” yang disadur dari novel karangan Helvy Tiana Rosa (HTR) dipastikan akan ditayangkan pada awal tahun 2016. Penulis sendiri menuturkan film ini berbeda dari yang lain lantaran dari urunan masyarakat luas.
“Insya Allah tahun depan akan tayang,” ujar Helvy kepada Wartabuana.com, Jakarta, Rabu (5/8/2015).
Helvy memperkirakan KMGP sudah dibaca jutaan orang, dan banyak sekali yang menginginkan kisah ini bisa menjadi film sesuai ruh aslinya. Sekaligus dia bertekad untuk turut menjaga nilai-nilai Islam dalam film ini nantinya. “Yang paling penting “ruh”, spirit ceritanya itu tdk diubah!” tutur Helvy.
Sementara untuk latar cerita, berbeda dengan di buku, selain Jakarta, Maluku Utara akan menjadi salah satu latar. “Kami ingin mengangkat potensi alam dan keindahan wilayah tersebut. Insya Allah kita akan kerjasama dengan pemda setempat,” tutur Helvy. “Maluku Utara merupakan provinsi yang sangat indah juga relijius. Mas Gagah banyak mendapat inspirasi juga dari sana,” tambahnya.
Terkait rekening untuk “patungan bikin film”, kata Helvy sudah dibuka dan akan terus dibuka hingga film ini diproduksi. Helvy juga mengajak siapa pun untuk memberikan dana guna wujudkan film ini bersama-sama hadir di tengah masyarakat. Selain itu, lanjut dia setiap patungan Rp. 50 ribu otomatis akan memperoleh satu pohon yang ditanam atas namanya, yang akan dikelola seorang petani selama lima tahun ke depan.
“Dengan demikian tiap orang yang ikut “patungan bikin film” bukan hanya akan menonton film, tapi juga telah menyumbang oksigen bagi Indonesia dan dunia, serta menambah penghasilan petani. Bia uang produksi film Rp. 5 milyar terkumpul, itu akan setara dengan 100 ribu pohon,” jelas dia.
Tak sampai di situ, lanjut dia sebagian keuntungan film kelak juga akan disumbangkan pada gerakan literasi bagi anak negeri (terutama di Indonesia Timur) serta sebagian lagi untuk anak-anak Palestina.
“Jadi, cukup dengan Rp.50 ribu, kita bersama akan mampu mewujudkan KMGP menjadi film, menanam pohon, menyumbangkan oksigen bagi bumi, membantu petani, menggiatkan aksi literasi di negeri ini, dan membantu anak-anak Palestina. Beberapa lembaga yang mendukung film ini antara lain Forum Lingkar Pena, Aksi Cepat Tanggap, Yayasan Salman ITB, dan sebagainya,” pungkas dia. []