WARTABUANA – Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof Dr dr Mahar Mardjono, Jakarta, Dr Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC menyatakan, pendarahan otak yang dialami Tukul Arwana karena hipertensi, bukan akibat vaksinasi.
“Tidak ada hubungan antara stroke pendarahan dengan vaksin COVID-19 apapun merek vaksinnya. Secara ilmiah tidak ada hubungan antara stroke pendarahan dengan vaksin COVID-19,” jelas Dr Mursyid Bustami.
Kondisi pendarahan otak ini bisa dicegah dengan sejumlah cara. Lebih lanjut, berikut cara mencegah pendarahan otak.
- Periksa rutin
Salah satu cara mencegah pendarahan otak adalah mengetahui dan melakukan kontrol faktor risiko sejak dini.
- Gaya hidup sehat
Selain itu, pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah memeriksa keadaan otak atau brain check up disertai dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti cukup istirahat, olahraga secara teratur, dan jaga pola makan.
- Kontrol tekanan darah
Studi menunjukkan bahwa 80% pasien pendarahan otak memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, sangat penting mengontrol tekanan darah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Tekanan darah dapat dikelola dengan pola makan yang sehat, berolahraga, dan konsumsi obat.
- Berat badan ideal
Berat badan berlebih atau obesitas dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dan diabetes, sehingga meningkatkan risiko stroke. Dengan mengurangi berat badan dan menjaganya tetap ideal dapat menurunkan risiko pendarahan otak secara signifikan.
- Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor stroke dan juga berkaitan dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah. []