JAKARTA, WB – Tanggal 1 Februari dijadikan Hari Hijab Sedunia merupakan gagasan Nazma Khan, seorang muslimah warga New York. Melalui jejaring sosial, Nazma mengkampanyekan sisi positif berhijab. Dia himbau wanita non muslim menggunakan hijab sebelum mereka `menilai` hijab.
Lahirnya ide World Hijab Day lantaran perempuan di dunia barat menganggap hijab atau jilbab merupakan simbol penindasan dan perbedaan. Dengan mengajak perempuan non muslim menggunakan jilbab dalam satu hari, Nazma berharap dapat membuka mata mereka untuk melihat alasan kenapa perempuan muslim memilih untuk berhijab.
Wanita kelahiran Bangladesh ini cukup kenyang merasakan hidup sebagai minoritas. Dirinya sempat mengalami masa-masa sulit muali dari bangku sekolah. “Tumbuh di Bronx, di New York City, saya mengalami diskriminasi karena berhijab. Saat sekolah saya dijuluki `Batman` atau `Ninja`. Saaat kuliah saya dipanggil Osama. Itu mengerikan.” Ungkpanya.
Nazma kemudian berkampanye tentang manfaat hijab seorang diri. Caranya, dia meminta rekan muslim dan non muslim untuk menggunakan jilbab.
Wanita gigih itu juga menggunakan jejaring sosial dalam melakukan kampanyenya. Usahanya tersebut berhasil menarik minat banyak orang muslim maupun non muslim di lebih dari 140 negara di seluruh dunia. Literatur mengenai World Hijab Day telah diterjemahkan ke dalam 56 bahasa.
Berbagai kalangan penting pun ternyata ikut tertarik dan mendukung gerakan ini, di antaranya politisi sekaligus istri Wakil Presiden Nigeria Amina Namadi Sambo. Hasilnya, peringatan perdana Hari Hijab Sedunia dimulai 1 Februari 2013. []