JAKARTA, WB – Direktur Umum PT KCJ, SN Fadhila membeberkan alasan mengapa PT KCJ selalu membeli kereta bekas Jepang. Menurutnya hal tersebut disesuaikan kondisi ekonomi pengguna jasa Commuter line (Comline) yang rata-rata menengah ke bawah.
“Semakin mahal biaya investasi, maka PT KCJ harus membanderol harga tiket kereta commuter line semakin mahal,” kata dia, Jakarta.
Sebelumnya sebanyak 30 dari 120 gerbong Commuter line bekas dari Jepang tiba di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara. Ke-30 gerbong KRL merupakan kereta bekas buatan tahun 1985 milik Japan Railway (JR) East.
Fadhila mengungkapkan harga per gerbong bekas berkisar antara Rp 600 juta hingga Rp 1 miliar. Sedangkan harga gerbong baru satunya berkisar antara Rp 12 – 15 miliar.
“Warga juga belum siap membayar tiket kereta commuter line Jakarta Bogor sejauh 60 km dengan harga hingga Rp 50 ribu. Seperti kereta baru yang beroperasi dari Bandara Kualanamu ke Medan yang tiketnya dibanderol Rp 100 ribu untuk perjalanan sejauh 29 kilometer,” imbuhnya.
Walaupun barang bekas, Fadhila memastikan Comline bukanlah barang bekas. “Karena beberapa minggu lalu, kereta tersebut pun masih beroperasi di Jepang. Dan nantinya sebelum, gerbong-gerbong kereta tersebut beroperasi di jalur commuter line Jabodetabek, gerbong-gerbong tersebut akan dicat ulang dan akan diuji kelayakan,” tandas dia. []