JAKARTA, WB – Berbeda pada penetapan 1 Ramadhan dimana ormas terbesar Nhadlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang kompak menentukan awal puasa jatuh pada 18 Juni 2015. Kemungkinan penetapan 1 Syawal tahun ini berbeda karena NU menyatakan posisi hilal pada tanggal 19 Ramadhan nanti sangat tipis kemungkinan susah untuk dilihat.
“Posisi hilal sangat tipis hanya tiga derajat sehingga ada potensi berbeda. Sangat susah melakukan rukyatul hilal pada posisi seperti itu. Sementara yang berpatokan pada hisab menetapkan standar berbeda-beda, seperti antara Muhammadiyah dan Persis,” ujar Sekretaris Lajnah Falakiyah PBNU H Nahari Muslih.
Terkait hal itu, rencananya siang ini akan dilakukan keterangan pers di kantor PBNU Jakarta. Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri bersama para pengurus lainnya akan menyampaikan keterangan pers terkait posisi NU dalam penetapan awal Syawal tahun ini.
Sementara itu Data dalam almanak PBNU yang diterbitkan oleh Lajnah Falakiyah untuk markaz Jakarta menunjukkan, ijtima atau konjungsi sudah terjadi pada Kamis 16 Juli bertepatan dengan 29 Ramadhan 1436 H pukul 08.25 WIB. Sementara tinggi hilal pada saat Matahari terbenam pada tanggal itu 3°1 derajat dan hilal akan berada di atas ufuk selama 13 menit 25 detik. []