WARTABUANA – Fiji mencatat 124 kasus baru virus imunodefisiensi manusia atau human immune-deficiency virus (HIV/AIDS) dari Januari hingga Oktober tahun ini. Menteri Kesehatan Fiji Ifereimi Waqainabete pada Selasa (1/12) mengatakan mereka telah mengidentifikasi bahwa Fiji memiliki dua isu utama terkait kesehatan, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular.
Waqainabete menyebutkan sepertiga dari populasi Fiji adalah kaum muda. Dia menggunakan kesempatan itu untuk mengingatkan para kaum muda agar bertanggung jawab atas hidup mereka.
“Praktikkan seks aman mengingat fasilitas dan petugas kesehatan siap mendukung Anda dalam perjalanan Anda menuju masa dewasa yang sehat,” katanya.
Waqainabete menuturkan saat Kementerian Kesehatan Fiji menangani masalah leptospirosis, tifus, demam berdarah, dan diare, mereka mengakui dan membenarkan bahwa HIV adalah penyakit perilaku, tetapi dapat dicegah karena pengobatannya tersedia bagi seluruh warga Fiji secara gratis.
HIV merupakan virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan itu melindungi tubuh dari infeksi atau penyakit. HIV merusak sistem kekebalan tersebut sehingga tubuh Anda tidak mampu melawan penyakit atau infeksi dengan baik. Begitu seseorang terinfeksi HIV, dia akan terinfeksi seumur hidup dan tidak ada obat untuk HIV.
AIDS (acquired immune deficiency syndrome) terjadi ketika HIV telah menghancurkan sebagian besar sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi selama jangka waktu tertentu.
Menurut Kementerian Kesehatan, di Fiji, kasus HIV meningkat dalam 25 tahun terakhir dari 0,7 menjadi 7 per 100.000 penduduk. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh diagnosis dan pelaporan kasus yang lebih baik, tetapi mungkin juga mencerminkan peningkatan nyata dalam jumlah kasus. Fiji memiliki populasi sekitar 900.000 penduduk. [Xinhua]