JAKARTA, WB – Gempa bumi 6,8 SR yang mengguncang Kota Sorong, Papua dan sekitarnya pada Kamis malam (24/9) pukul 22.53 WIB telah menimbulkan kerusakan. Data sementara yang dihimpun BPBD Kota Sorong dan BPBD Raja Ampat terdapat 17 orang luka berat, 45 orang luka ringan, dan sekitar 200 rumah rusak.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. “BPBD melakukan penanganan pengungsi. Korban luka dirawat di Rumah Sakit Sele de Solu Kota Sorong. Posko darurat telah didirikan. BPBD Kota Sorong tidak memiliki tenda untuk menampung pengungsi,” ujar Sutopo dalam keterangan persnya yang diterima redaksi Wartabuana.com, Jakarta, Jumat (25/9/2015).
Hingga kini, lanjut Sutopo pendataan masih dilakukan dan diperkirakan korban dan jumlah kerusakan masih terus bertambah. “Sebelumnya gempa 6,8 SR terjadi pada Kamis tengah malam. Pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 10 km dan episentrum berada di 31 km Timur Laut Kota Sorong, Papua Barat, atau 68 km Timur Laut Raja Ampat, Papua Barat,” imbuh dia.
Ditambahkan Sutopo intensitas gempa dirasakan skala IV-V MMI (Modified Mercalli Intensity) di Lota Sorong, III-IV MMI di Raja Ampat dan Maybrat, dan II-III MMI di Manokwari. Sumber gempa di daerah sesar Sorong. Gempa tidak berpotensi tsunami.
“Guncangan gempa dirasakan sangat kuat selama sekitar 15 detik oleh masyarakat Kota Sorong. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Pasien di rumah sakit dievakuasi ke luar gedung. Menurut BMKG hingga saat ini terus terjadi gempa susulan yaitu 4,3 SR pada 25-9-2015 pukul 00.34 Wib kemudian 4,1 SR, 4,3 SR, dan 4,4 SR. Intensitas guncangan gempa terasa II-III MMI (lemah) oleh masyarakat Kota Sorong,” tandas dia. []