JAKARTA, WB – Hingga saat ini aktivitas Gunung Barujari anak Gunung Rinjani di Pulau Lombok sangat aktif dan erupsi menerus. Sementara jumlah masyarakat terdampak abu vulkanik Gunung Barujari mencapai 248.148 jiwa dari lima Kabupaten/Kota di Pulau Lombok. Dan kini belum perlu ada pengungsian.
“Berdasarkan laporan PVMBG pada Senin (9/11) pengamatan visual cuaca mendung, angin sedang dari barat, gunung tertutup kabut. Suhu udara 28 C, kelembaban 85%. Dari kegempaan tremor menerus amax: 1-26 mm dominan 8 mm, lama gempa 143 detik.
Hujan abu menyebar ke arah Barat, Barat Daya dan Selatan tergantung arah angin. Bandara menyesuaikan dengan kondisi sebaran abu vulkanik,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jakarta, Senin (10/11/2015).
“Aktivitas gunung sangat aktif letusan terus menerus. Aliran lava sudah mencapai 1 km dari arah timur Gunung Barujari hampir ke permukaan mulut Sungai Koko Putih sehingga terjadi peningkatan luapan air dan peningkatan suhu air yang sebelumnya berkisar 21 derajat Celcius saat ini meningkat menjadi 36-39 derajat Celcius. Apabila air melimpah akan berpotensi banjir di sepanjang Sungai Koko Putih,” ujarnya kembali.
Lebih jauh Sutopo menambahkan letusan material pijar mencapai 750 m dengan ketinggian asap mencapai 2.500 m lebih dari puncak Gunung Barujari atau 5.000 m dari permukaan laut. Kondisi erupsi saat ini jauh lebih besar dibanding tahun 2004 dan 2009.
“Untuk itu masyarakat yang berada di sepanjang Sungai Koko Putih agar menjauh dan tidak melakukan aktivitas apapun. BPBD Provinsi NTB telah mengkoordinir BPBD Kabupaten/Kota se- Pulau Lombok dan mendirikan 13 Posko Evakuasi/Pengungsian di desa tergolong ring 1 atau jarak dari kawah radius 10 km seputaran Gunung Rinjani. BPBD NTB juga sudah mempersiapkan kondisi terburuk dengan berkoordinasi denfan TNI, Polri, Satpol PP, Tagana, PMI, PVMBG dan unsur lainnya,” tandas Sutopo. []