JAKARTA, WB – Dua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang telah dieksekusi mati oleh Arab Saudi baru-baru ini, memang membuat banyak kekecewaan. Dan salahsatunya adalah pimpinan DPR.
Ketua DPR Setya Novanto mengatakan, sikap pemerintahan Arab Saudi yang tidak memberi informasi terhadap vonis mati tersebut sangatlah disayangkan.
“Sangat mengecewakan, pemerintah harusnya bisa pro aktif” kata Setya Novanto, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/4/2015).
Politisi yang kerap disapa Setnov ini meminta pemerintahan lebih aktif untuk bisa memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja diluar negeri
“Kita ingin tetap pemerintah pro aktif. Kan Menteri bisa hubungi pihak-pihak kedutaan,” saran Setnov.
Setelah Siti Zainab yang dieksekusi mati pada Selasa pagi kemarin, TKI lainnya, Karni bin Medi Tarsim, juga dieksekusi pancung di Arab Saudi pada Kamis (16/4/) pukul 10.00 waktu setempat.
Sementara itu Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah, mendesak presiden Joko Widodo untuk memimpin langsung diplomasi pembebasan TKI yang terancam hukuman mati di berbagai negara.
“Jokowi harus memimpin evaluasi secara menyeluruh terhadap seluruh perwakilan Indonesia yang ada di luar negeri untuk melihat bagaimana selama ini SOP pelayanan buruh migran di negara-negara tersebut,” ujar Anis.
Sejauh ini berdasarkan data Migrant Care, terdapat 279 buruh migran Indonesia yang sedang menghadapi hukuman mati dengan rincian 212 orang di Malaysia, 37 orang di Arab Saudi, satu orang di Singapura, 27 orang di Tiongkok, satu orang di Qatar, dan satu orang di Iran.
Dari jumlah tersebut, 60 di antaranya sudah mendapat vonis tetap yaitu di Malaysia 45 orang, Arab Saudi lima orang, Qatar satu orang, dan Tiongkok sembilan orang. Sedangkan 219 orang sisanya masih dalam proses hukum.
Selain 279 orang tersebut, terdapat pula 92 kasus baru dalam kurun waktu 2013-2015 yang harus segera mendapat respons dari pemerintah.[]