SURABAYA, WB – Para Gubernur se-Indonesia hari ini menerima Baret dan Brevet kehormatan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Namun sebelum memberikan tanda penghormatan tersebut, para Gubernur harus melakukan sejumlah kegiatan “operasi TNI”.
Misalnya seperti operasi lintas Heli, penembakan, dan operasi senyap atau Raid Amphibi. Kemudian mengendarai perahu karet di dermaga dari lapangan menuju lokasi upacara pembaretan.
“Ini merupakan pengalaman yang menarik baik lewat udara dengan heli, lewat laut dengan perahu karet maupun lari-lari dengan menembak,” kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono X di Markas Komando Armada Timur (Koarmatim) Dermaga Ujung Surabaya, Jatim, Senin (6/10/2014).
Menurut Sultan makna dari kegiatan ini adalah untuk mencapai sebuah prestasi diperlukan sebuah proses yang tak mudah.
“Ini yang menarik disitu jadi tidak sekedar berada dalam bangunan yang ber-AC untuk pasang brevet tapi harus melalui proses,” lanjut Sultan.
Dengan kegiatan ini, Sri Sultan berharap kebersamaan pemerintah daerah, masyarakat dan TNI bisa terus dibina dan ditingkatkan.
“Harapan saya ke TNI, manunggal itu betul-betul potensi karena pada hakikatnya TNI pembina teritoria, kepala daerah pembina wilayah,” tutupnya.
Sementara itu dari 34 gubernur yang akan disematkan Baret dan Brevet, hanya 29 Gubernur yang hadir yang lainnya berhalangan hadir. []