JAKARTA, WB – Setelah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok gagal mempertahankan posisinya sebagai Gubernur Jakarta dala Pilkada DKI Jakarta Putaran kedua, kini gilran posisi Kiai Said Aqil Siroj yang diincar untuk dilengserkan dari jabatan Ketua Umum PBNU.
Faizal Assegaf, Ketua Progres 98 lah yang sudah memantik aksi menggoyang Kiai Said Aqil Siroj untuk segera lengser dengan alasan tokoh NU itu bersikap tidak bijak dengan mendukung Ahok. Faizal Assega mengimbau pada para kader dan simpatisan NU untuk mengevaluasi posisi Kiaa Said.
“Pak Said Aqil ke depan harus mempertanggungjawabkan segala manuver politik yang sangat pragmatis ini. Sebab, jutaan umat Islam telah terluka. Jika perlu, beliau mempercepat agar bisa segera turun dari jabatan Ketum PBNU,” kata Faizal di Jakarta, Kamis (20/4/2017).
Kenyataan ini memperjelas bahwa kasus Ahok hanyalah sebuah batu loncatan untuk agenda yang lebih besar lagi. Tampaknya NU menjadi target berikutnya. Serangan terhadap PBNU tidak berhenti. Sejumlah website yang antiNU sudah berupaya menyerang Ketua Umum PBNU.
Menuduh Kiai Said berpihak kepada Ahok rasanya sulit dibuktikan. Dikatakan Kiai Said mengarahkan PPP dan PKB mendukung Ahok, ini sulit dipahami, apa buktinya? PBNU selama ini tidak mendukung salah satu calon, baik pasangan nomor urut 1, 2 maupun 3. Semua yang datang ke Kantor PBNU, disambut dan dihormati.
Bahkan ketika Ahok dianggap banyak orang telah menghina Rais Am PBNU KH Ma`ruf Amin saat hadir dalam persidangan Ahok, Kiai Said memberikan komentar keras. “Warga NU tidak akan memilih orang yang menyinggung NU,” kata Kiai Said waktu itu.
Bahkan ketika PPP menyebut Kiai Said di Metro TV akan hadir dalam istighotsah bersama Ahok di rumah pimpinan PPP Djan Farid pun, saat itu juga dibantah karena memang tidak akan datang.
Kendati demikian, NU tidak terpancing. Kalau ada orang luar mau mengajak warga NU menurunkan Kiai Said Aqil dari Ketum PBNU, lalu urusannya apa? Kenapa harus mencampuri internal rumah tangga nahdliyin. Perlu dicatat, bahwa, warga NU tidak akan pernah mengikuti irama orang lain, apalagi kalau niatnya jelas-jelas membuat gaduh nahdliyin. []