JAKARTA, WB – Mulai Januari 2018, suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) akhirnya disusutkan dari 9% menjadi 7%. Tujuannya jelas agar perekonomian wong cilik bisa lebih menarik minat pelaku usaha.
“Memang kami turunkan per 1 Januari 2018, dari 9 persen menjadi 7 persen. Soal `Grass roots` kami atur,” ujar Deputi bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir belum lama ini.
Iskandar mengatakan, penurunan suku bunga KUR ini sangat membantu kelompok masyarakay akar rumput, semisal petani dan juga pedagang.
Biasanya, petani baru mendapatkan uang setelah panen sekitar empat bulan. Dengan peraturan baru itu, akan menyesuaikan dengan masa panen petani. Di mana, petani diizinkan membayar kreditnya saat panen.
“Kan bayangan panen empat bulan dan ini mesti bayar bulan yang pertama. Kami buat aturan, boleh bayar saat panen, jadi dia bayar diakhir periode dan ini membantu masyarakat kecil,” kata Iskandar.
Ditambahkan, selain suku bunga KUR diturunkan, pemerintah tidak membatasi sektor produksi yang berhak mendapat kucuran KUR. Sektor pertanian, perikanan, industri, jasa, ataupun sektor produktif lainnya, berhak menikmati fasilitas ini.
Dalam skema KUR 2018, kata dia, pemerintah menyiapkan KUR khusus. Yakni, skema yang diberikan untuk kelompok usaha yang dikelola secara bersama berbentuk kluster. Di mana, lingkup usahanya bergerak di komoditas perkebunan rakyat, peternakan rakyat, serta perikanan rakyat. Dan, plafon KUR-nya ditetapkan Rp25 juta hingga Rp500 juta untuk individu anggota kelompok.
Masih kata Iskandar, pemerintah juga menyiapkan pembiayaan untuk Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM). Untuk plafon KUR Mikro sektor produksi sebesar Rp25 juta per siklus produksi, tanpa pembatasn total akumulasi plafon. Sedangkan untuk KUR Mikro sektor nonproduksi, plafonnya Rp100 juta.
“Ini nanti tidak dibatasi. Dulu masuk Rp100 juta akumulatif, sekarang Rp25 juta per siklus produksi, jadi bisa seterusnya sepanjang dia membutuhkan bisa terus diperpanjang,” ujarnya.
Pada 2017, pemerintah menetapkan KUR hingga Rp106,6 triliun. Hingga kini, realisasi KUR sekitar 67% dari total anggaran yang telah ditetapkan. Tahun depan, porsi KUR dinaikkan 2018 menjadi Rp120 triliun.
“Untuk realisasi sudah 67 persennya. Nanti tercapai, ini hampir 100 persen. Namun, tahun depan target kami adalah Rp120 triliun. Penyalurannya di 35 bank yang sehat termasuk lembaga pembiayaa dan koperasi,” ujar Iskandar.[]