WARTABUANA – Akademisi juga politisi senior AS Hikam, mengakui bahwa terkait berbagai temuan-temuan terkait kecurangan dan/atau pelanggaran pelaksanaan Pemilu 2019 (Pileg dan Pilpres) cukup memprihatinkan dan “alarming.”
Kata Hikam, bukan suatu hal yang tak mungkin bahwa apabila jumlah temuan kecurangan dan pelanggaran di TPS daerah terus bertambah dan tak tertangani dengan efektif, maka kredibilitas KPU bisa dipertanyakan dan bahkan, tergerus.
“Hal tersebut, pada gilirannya, akan rentan terhadap upaya memanfaatkannya sebagai salah satu sumber potensial bagi upaya delegitimasi Pemilu 2019 berikut hasil-hasilnya oleh pihak-pihak anti demokrasi, ” kata Hikam beberapa waktu lalu.
Mantan Menristek era KH Abdurahman Wahid (Gusdur) ini menambahkan, akibat strategis yang ditimbulkan mengakibatkan kondisi keamanan nasional akan terancam oleh muncul dan berkembangnya proses destabilisasi politik. Jika itu terjadi, jelas terlalu mahal harga yang mesti dibayar oleh rakyat, bangsa, dan NKRI sekarang dan pasca-Pemilu.
Hasil reformasi, berupa demokratisasi, yang selama lebih dari dua dasawarsa kita capai dengan susah payah akan mengalami ancaman kehancuran, ” katanya.
Ia menyarankan, agar sikap sebagai warganegara yang bertanggungjawab atas bangsa dan NKRI, adalah bersikap waspada dan membantu KPU serta aparat penyelenggara Pemilu lainnya (Bawaslu, DKPP) untuk menyelesaikan masalah pelanggaran Pemilu (garpilu) dengan tenang, efektif, dan profesional.
“Yang paling mudah antara lain adalah dengan tidak menyebarluaskan dan mendistorsi informasi yang masih belum jelas akurasi dan validitasnya, ” lanjutnya.
Ia meminta masyarakat dapat mencermati sumber-sumber dan konten berita yang sarat deng narasi “apokaliptik”. Misalnya ide menggerakkan “people power”, ide mendorong dilakukannya Pemilu ulang.
“Hemat saya narasi-narasi apokaliptik seperti itu adalah bagian integral dari upaya sistematis untuk mendelegitimasi Pemilu dan hasilnya. Karena itu, jaga atau proteksi Pemilu 2019 dari setiap usaha delegitimasi atasnya. Jangan berikan kepuasan (satisfaction) kepada kekuatan-kekuatan sinis yang selalu mencoba menghancurkannya,” tegas Hikam. []