SEMARANG, WB – Hasil temuan terbaru hasil survei Lingkaran Survei Kebijakan Publik yang tergabung dalam LSI Denny JA, menyimpulkan bahwa jika tidak ada blunder besar pada kubu pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin, maka pasangan tersebut akan melenggang dipilkada Jawa Tengah.
Ganjar bisa memasuki periode kedua kepemimpinannya, asalkan tidak ada manuver yang sangat cemerlang dan massif di kubu pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziyah.
Kesimpulan tersebut merupakan hasil temuan terbaru hasil survei Lingkaran Survei Kebijakan Publik yang tergabung dalam LSI Denny JA preferensi pemilih dalam Pilkada Jawa Tengah Juni 2018 yang disampaikan kepada pers di Semarang, Selasa (24/4/2018).
“Elektabilitasnya sudah melampaui the magic number 50%. Pasangan Ganjar-Taj Yasin didukung oleh 50,3% suara, sementara Sudirman Said-Ida Fauziyah masih mengantongi 10,5% suara. Sedangkan 39,2% belum menyatakan sikap,” ujar Direktur LSKP-LSI Denny JA, Sunarto Ciptoharjono, Selasa (24/4/2018).
Survei dilakukan pada 3 -10 April 2018 dengan menggunakan metode standard: multi stage random sampling, di mana seluruh pemilih Jawa Tengah dipilih secara random. Jumlah responden 600, dengan margin of error sebesar ±4.1%.
Sunarto menjelaskan, probabilitas kemenangan Ganjar ini semakin diperkuat dengan selisih elektabilitasnya yang melampaui double digit dari Sudirman Said-Ida Fauziyah. Pasangan Ganjar juga unggul di semua segmen pemilih. Sedangkan waktu kampanye yang tersisa tinggal kurang dari dua bulan lagi.
Masih kata Sunarto, dari segmen usia pemilih, Ganjar mendapat seluruh segmen usia. Namun yang paling menonjol adalah di segmen pemilih millenial (di bawah 40 tahun). Basis pemilih di bawah 40 tahun ini mencapai 42% dari seluruh pemilih yang ada. Generasi ini aktif membangun komunikasi jejaring lewat sosial media.
“Dukungan pemilih partai berdasarkan survei juga konsisten dengan koalisi yang yang mengusung pasangan Ganjar-Yasin, yakni PDIP, Golkar, Demokrat, Nasdem, Hanura, PPP maupun Perindo. Bahkan Ganjar memperoleh dukungan dari sebagian pemilih Gerinda dan PKS,” katanya.
Ia menambahkan, sementara dari segmen pemilih partai pendukung Sudirman Said yang tetap konsisten adalah pemilih PAN dan PKB. Yang menarik dari survei ini adalah pilihan capres. Baik yang memilih Jokowi, Anies, Gatot maupun AHY lebih banyak memilih Ganjar Pranowo. Sedangkan pemilih Prabowo cenderung memilih Sudirman Said. Sementara untuk pemilih Muhaimin terbagi dua antara memilih Ganjar atau Sudirman.
Pertama, selisih popularitas Ganjar Pranowo dan Sudirman Said masih double digit melampaui 40%. Popularitas Ganjar mencapai 89,5% sementara popularitas Sudirman Said baru mencapai 44,2%. Sedangkan popularitas dua kandidat wakilnya masih di bawah 30%,” ujarnya.
Kedua, persepsi masyarakat atas kinerja Ganjar Pranowo sebagai gubernur saat ini sebanyak 57,6% yang menyatakan puas. Sedangkan yang tidak puas hanya 28,4%. Sisanya menjawab tidak tahu.
Ketiga, Ganjar-Yasin adalah perpaduan antara tokoh nasionalis dan agamis. Jawa Tengah termasuk lumbung pemilih PDIP yang konsisten dukung Ganjar. Sedangkan basis kelompok agamis disokong oleh Taj Yasin yang merupakan putra dari ulama berpengaruh di Jawa Tengah, KH. Maimoen Zubair. Apalagi ditambah dengan pemilih Golkar dan Demokrat serta pemilih partai lain yang tergabung dalam koalisi, maka kekuatan Ganjar-Taj Yasin semakin kokoh.
Keempat, Ganjar unggul di segmen generasi millenial maupun generasi senior. Generasi milenial yang mencapai 42,38% dari total penduduk hampir 50% lebih mendukung Ganjar-Yasin. Untuk generasi senior yang mencapai 57,62% dari total penduduk sebanyak 48,88% mendukung Ganjar-Yasin dan 9,9% yang mendukung Sudirman-Ida.
“Tentunya masih ke depan masih sangat dinamis. Masih terbuka kemungkinkan adanya migrasi suara terutama apabila terjadi blunder politik atau kejadian luar biasa berupa tsunami politik yang mampu mengubah persepsi pemilih secara drastis. Tetapi mengingat pilkada kurang dari 2 bulan lagi, dengan elektabilitas yang terpaut cukup jauh, maka Ganjar-Yasin paling potensial di ambang dua periode,” tutup Sunarto.[]