JAKARTA, WB – Jauh sebelum nama menteri Sudirman Said masuk dalam jajaran kementerian yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, posisi untuk kursi panas kementerian ESDM selalu menjadi sorotan. Bahkan kursi nomor satu di jajaran instansi untuk urusan sumber daya alam negara itu, jauh-jauh hari sudah dibidik dan `diburu` para mafia rente.
Mereka kerap mencari-cari cara dan berupaya untuk masuk kedalam pemerintahan Jokowi-JK, meski diakui akhirnya menemui kegagalan.
“Ada upaya pemburu rente mencoba untuk memasukan nama menteri di ESDM, namun Jokowi memilih Sudirman Said yang berhasil melawan mafia migas,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Institute of Democracy and Public Policy, Taufan Hunneman lewan siaran persnya, Kamis (25/6/2015).
Pria yang juga mantan aktivis 98 ini menilai, saat terpilihnya Sudirman Said dalam tampuk pimpinan ESDM ala presiden Jokowi, ia mencatat pergerakan para mafia rente, tidaklah langsung berhenti. Bahkan ia mengklaim meski gagal mengincar posisi puncak di kementerian, para mafia tersebut tetap mencari-cari celah, dengan target minimal bisa menitipkan kader-kadernya didalam jajaran dirjen.
“Jadi ada titik celah dimana para mafia migas yang telah berkolaborasi dengan pejabat masa lalu dan kini, mencoba menggangu dengan bermain isu saat ini,” ujarnya.
Berbagai isu yang saat ini kerap dimainkan, kata Ketua Tim Pemberantasan Mafia bentukan Relawan Jokowi ini, adalah terkait isu PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (PT TPPI). Taufan melihat kasus TPPI sudah banyak dipolitisir dan dijadikan ajang untuk pembentukan opini publik yang bisa dikatakan menyesatkan.
“Opini untuk membangun pembusukan karakter. Saya harap kasus ini tetap dalam koridor hukum dan menyerahkan kasus sepuhnya pada basis penyidikan dari hasil audit BPK. Karena kasus ini negara mengalami kerugian,” tandasnya.[]