JAKARTA, WB – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof Muhammad Nasir mengatakan, praktek ospek di kampus berlangsung dari masa ke masa dengan penggunaan istilah yang beragam.
Menurutnya, praktek perploncoan di tingkat pendidikan dasar dan menengah menuai perhatian serius Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Pada tingkat perguruan tinggi, praktek yang dikenal sebagai ospek itu juga menjadi kekhawatiran jajarannya.
“Periode ini saya libatkan dosen sebagai koordinator (ospek), tidak boleh lagi mahasiswa. Mahasiswa hanya panitia,” ujar M Nasir usai penandatangan kerjasama di kantor KPU Jl Imam Bonjol, Kamis (30/762015).
Ia menambahkan, ospek ada kecenderungan sebagai ajang balas dendam dari mahasiswa senior kepada mahasiswa baru. Sehingga yang terjadi perploncoan.
“Pertama yang dikenalkan bagaimana manajemen kampus, bagaimana perkuliahan di kampus, organisasi dan kegiatan kampus, sarana dan prasarana. Bukan masalah perploncoan dan sebagainya,”tutup Nasir.[]