WARTABUANA – Anak-anak seusia bayi dan balita yang menjadi perokok pasif dapat tumbuh menjadi sosok yang agresif dan anti sosial.
Banyak orang tua terutama sosok ibu yang masih kurang memperhatikan kesehatan anak dengan merokok saat hamil atau di depan anak bayinya sendiri.
Bahkan anak-anak di bawah usia 10 tahun yang dalam jangka waktu lama menjadi perokok pasif dapat mengalami kerusakan otak ditandai dengan perilaku yang tidak terkontrol.
Menurut Dr Linda Pagani dari University of Montreal di Kanada, anak-anak berbahaya mengalami kerusakan otak jika menghirup asap rokok karena di usia tersebut otak masih berkembang.
Penelitian ini diperoleh dari survey terhadap 2.055 anak di Inggris dan juga laporan bagaimana orang tua mereka merokok dalam kehidupan sehari-hari di rumah.
Perubahan sikap terbukti ada pada anak-anak yang sejak kecil telah terbiasa terkena asap rokok dan menjadi lebih agresif di sekolah ataupun di rumah.
Menjadi perokok pasif dianggap lebih berhaya dibandingkan perokok aktif. Hal ini dikarenakan asap rokok yang telah dihirup tidak lagi dikeluarkan dan mengendap di sistem pernapasan perokok pasif.
Jika dibiarkan berlanjut, tidak hanya mengganggu sistem pernapasan, perokok pasif juga dapat mengalami gangguan saraf. []