SEMARANG, WB – Banyak pihak kecewa dengan keputusan pemerintah menaikkan harga BBM. Salah satunya pengusaha angkutan umum yang tergabung dalam Organisasi Angkutan Darat (Organda). Sebagai wujud kekecewaan tersebut, mereka akan melakukan mogok nasional mulai Rabu (19/11/2014) pukul 00:00 WIB.
“Itu keputusan hasil Mukernas Organda malam ini atas ketidakpedulian mereka kepada para pengusaha angkutan umum dengan menaikan harga BBM secara merata,” kata Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena Soerbakti di Semarang, Senin (17/11/2014) malam.
Eka sari mengatakan, BBM yang dikonsumsi oleh angkutan umum sejauh ini hanya berkisar 7 % dari total konsumsi BBM nasional. Justru konsumsi BBM terbanyak adalah kendaraan pribadi.
“Kenapa pemerintah tidak mau berpihak kepada angkutan umum yang hanya menghabiskan 7% BBM?” katanya.
Eka Sari menilai, dengan keputusan pemerintah menaikan harga BBM secara merata, berarti sama saja dengan membiarkan para pengusaha angkutan umum bangkrut. Sebab, sebelum harga BBM naik saja, suku cadang kendaraan sudah lama naik antara 10% hingga 15%. Dengan kenaikan harga BBM seperti sekarang, berarti akan ada kenaikan harga suku cadang kembali.Belum lagi ditambah beban biaya BBM yang harus ditanggung para sopir angkutan umum.
“Jadi dimana keberpihakan pemerintah kepada angkutan umum dan rakyat kecil? Memangnya jutaan sopir angkutan umum itu bukan rakyat kecil?” tanya Eka Sari.
Sementara, kata Eka Sari, untuk menaikan tarif angkutan umum saat ini bukan pilihan yang tepat. Dengan tarif yang berlaku sekarang saja, angkutan umum sudah kalah bersaing dengan sepeda motor dan angkutan pribadi.
“Load factor angkutan umum saat ini hanya tinggal 45 %. Apa jadinya kalau kita menaikan tarif, pasti bakal ditinggal oleh penumpang,” katanya.
Menurutnya, Organda telah lama mengusulkan kepada pemerintah agar angkutan umum tetap menggunakan BBM bersubsidi dengan menggunakan alat khusus di setiap angkutan umum dan SPBU. Simulasi pelaksanaannya pun telah dilakukan berkali-kali dan menurut Eka Sari, berhasil dengan baik.
“Tapi rupanya pemerintah lebih memilih untuk membunuh pelan-pelan angkutan umum dengan cara menaikan harga BBM. Makanya kita sepakat untuk istirahat operasi dulu mulai hari Rabu nanti,” kata Eka Sari. [btrans
]