JAKARTA, WB – Pemerhati politik dari Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman mengatakan, pilihan Jokowi untuk bagi-bagi jabatan telah melukai hati pendukungnya.
Keputusan presiden terpilih Jokowi untuk membagi hampir separuh kursi menteri untuk kader parpol dinilai Jajat, sebagai pengingkaran terhadap janji kampanye.
“Kemarin saat kampanye, Jokowi keras mengatakan tidak akan bagi-bagi kursi. Jokowi berjanji akan membentuk kabinet tanpa mempertimbangkan pertimbangan politik seperti komposisi partai. Sekarang itu terbukti hanya janji manis saat kampanye” ujar Jajat melalui pesan singkatnya kepada wartabuana.com, Selasa (16/9/2014).
Dia menambahkan sudah banyak keputusan Jokowi yang melanggar berbagai janji kampanye dulu. Sebut saja dukungan untuk meningkatkan harga BBM, pembagian kursi kepada kader partai politik pengusung Jokowi-JK, pemberian mandat kepada Hendropriyono untuk menjadi penasehat Tim Transisi walau pernah berjanji akan menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM.
Lebih jauh Jajat mengatakan, Pelanggaran janji itu telah menggerus dukungan masyarakat terhadap Jokowi. Membungkuknya Jokowi saat pertemuan dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, dan keputusan Jokowi untuk menerima pimpinan Partai Komunis Tiongkok di Balaikota memberikan pukulan telak terhadap elektabilitas Jokowi-JK.
“Jika Pemilu diadakan hari ini, saya yakin Jokowi-JK hanya akan mendapatkan 20 sampai dengan 25% suara melawan Prabowo-Hatta. Sudah terlalu banyak janji kampanye Jokowi yang ia langgar. Jokowi tidak sensitif terhadap aspirasi pendukungnya” tandas Jajat.[]