JAKARTA, WB – Kepala BMKG Padang Panjang Rahmat Triyono mengungkapkan dari 1617 kejadian gempabumi di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya bila dirata maka dapat disimpulkan setiap tahunnya di wilayah tersebut terjadi gempa bumi sebanyak 323 kali.
Itu berarti hampir setiap hari di wilayah Sumatera Barat diguncang gempa bumi walaupun kekuatannya kurang dari 5,0 SR dari 1617 kali kejadian gempa bumi ini 135 diantaranya adalah gempa bumi significan dengan kekuatan diatas 5,0 SR dan bila dirata-rata maka dapat disimpulkan setiap tahunnya di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya terjadi sekitar 25 kali kejadian gempa bumi dengan kekuatan diatas 5,0 SR.
“Dari data tersebut di atas menunjukan bahwa di daerah ini aktivitas tektoniknya sangat tinggi bila dibandingkan dengan wilayah Indonesia lainnya dikarenakan di Sumatera Barat terdapat tiga ancaman sumber gempa bumi,” jelas Rahmat kepada wartawan, Jakarta, Senin (6/6).
Kejadian gempa bumi sambung Rahmat baru saja kita rasakan adalah gempa bumi 2 Juni 2016 di Pesisir Selatan dengan kekuatan 6,5 SR. Gempa ini dirasakan IV – V MMI di Pariaman, Agam, Batusangkar, 50 kota, Padang Panjang dan Bukittinggi dan II MMI di Dumai dan Pekanbaru. Gempa bumi ini menyebabkan 1.954 rumah rusak dengan rincian 80 unit rusak berat, 443 unit rusak sedang, 1431 unit rusak ringan. Selain kerusakan bangunan beberapa orang juga menderita luka ringan hingga sedang di Painan dan Padang.
“Tingkatkan upaya mitigasi dengan bangunan aman terhadap gempa bumi. Belajar dari beberapa kejadian gempa bumi antara lain kejadian gempa bumi tanggal 2 Juni 2016 yang berpusat 79 km Barat Daya Pesisir Selatan dengan kekuatan 6,5 SR dan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami namun gempa bumi menyebabkan 1954 rumah mengalami kerusakan,” jelas dia.
“Lebih jauh lagi kita meninjau gempa bumi tanggal 30 September 2009 dengan kekuatan 7,6 SR yang kedua gempabumi tersebut menyebabkan kerusakan banyak bangunan dan menimbulkan banyak korban jiwa serta membangkitkan tsunami kecil di pantai Padang, Sumatera Barat,” imbuh dia.
Dilihat dari kondisi seperti ini tentunya perlu menjadi perhatian kita semua, bahwa sesungguhnya ancaman gempa bumi di Sumatera tidak hanya bersumber dari Mentawai megathrust saja yang saat ini menjadi fokus perhatian baik oleh pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/kota di Sumatera Barat, para kelompok siaga, LSM, para pemangku kebencanaan, masyarakat dll, tetapi sumber gempa bumi pada sesar Sumatera juga harus menjadi perhatian kita semua.
Hal ini disebabkan karena mengingat gempa bumi yang bersumber dari sesar Sumatera disamping gempa buminya bersumber di daratan Sumatera dekat dengan pemukiman penduduk juga karena kedalaman gempa ini masuk dalam kategori dangkal tidak harus dengan kekuatan pada bangunan. Jangan sampai kita hanya fokus pada ancaman gempa bumi Mentawai megathrust saja sedangkan ancaman gempa bumi lainnya kita abaikan.
“Saat ini segala upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman gempa bumi megathrust Mentawai telah dilakukan oleh semua pihak baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi dan Kabupaten/Kota di Sumatera Barat juga pada pemangku kebencanaan. Namun, perhatian terhadap ancaman gempa bumi yang bersumber dari daratan Sumatera sangat minim. Dengan sosialisasi dan edukasi pentingnya rumah aman gempa menjadi prioritas terhadap ancaman gempa bumi,” tandas Rahmat. []