JAKARTA, WB – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturka dampak kemarau di wilayah Indonesia makin meningkat. Kebakaran hutan dan lahan makin meluas. Berdasarkan data BMKG hasil pantauan Satelit Modis (Terra Aqua) pada Rabu (26/8), titik api di Kalimantan Tengah 523, Kalimantan Barat 161, Sumatera Selatan 155, Kalimantan Selatan 80.
“Selanjutnya Kalimantan Timur 70, Jambi 69, Bangka Belitung 10 dan Riau 4. Asap sepanjang hari menutup sepanjang hari di beberapa daerah. Jarak padang di Pekanbaru 2 km, Pelalawan 1 km, Rengat 5 km, Jambi 900 meter. Asap di Riau sebagian besar berasal dari kiriman Jambi dan Sumsel. Sementara itu kebakaran hutan di Gunung Slamet dan Gunung Lawu juga belum dapat dipadamkan,” ujar Sutopo kepada Wartabuana.com, Jakarta, Kamis (27/8/2015).
Dikatakan Sutopo untuk mengatasi karhutla maka pemadaman dilakukan oleh subsatgas darat, udara dan penegakan hukum. Pemadaman di darat dilakukan oleh BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, MPA, dan masyarakat. BNPB dan BPPT terus melakukan operasi hujan buatan di empat wilayah secara serempak dengan posko di Pekanbaru, Palembang, Pontianak dan Jakarta.
“Hujan buatan di Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat diprioritaskan untuk pemadaman karhutla, sedangkan di Jakarta untuk kekeringan. empat pesawat terbang dikerahkan untuk menebarkan ratusan garam ke dalam awan-awan potensial. Hujan buatan direncanakan hingga November 2015. Selain itu, BNPB juga mengerahkan 8 helicopter pemboman air di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah,” imbuh dia.
Menurut Sutopo meskipun karhutla di Jambi terus meluas dalam dua minggu terakhir. Namun, Gubernur Jambi belum menentukan Status Siaga Darurat. Akibatnya pemadaman banyak kendala. Asap menyebar bukan hanya di wilayah Jambi tapi juga menyebar ke Riau dan Kepri.
“BNPB sudah melakukan koordinasi dan meminta agar Pemda Jambi menetapkan status siaga darurat namun hingga saat ini belum dilakukan. Permintaan bantuan hujan buatan dan water bombing juga belum disampaikan Pemda Jambi kepada BNPB sehingga karhutla masih terus meluas. Upaya pencegahan lebih efektif dibandingkan dengan pemadaman. Karhutla sesungguhnya bisa dicegah,” tandas dia. []