JAKARTA, WB – Sebaran asap kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan lebih meluas dibandingkan kemarin. Pada Sabtu (12/9) hampir 65 persen wilayah Sumatera tertutup asap. Bahkan wilayah selatan barat daya Malaysia tertutup asap. Indeks Standar Pencemaran Udara di Kuala Lumpur 117-146 PSI (tidak sehat), Serawak 126-156 PSI (tidak sehat), sedangkan di Singapura 81-92 PSI (sedang) dan jarak pandang di Putrajaya Malaysia sekitar 700 meter.
“Titik panas (hotspot) di Sumatera pada Sabtu (12/9) ada 833 titik yang terkonsentrasi di Sumatera Selatan 621, Jambi 100, Bangka Bel 45, Lampung, 25, Riau 14, Bengkulu 10, Sumatera Barat 12, Kepulauan Riau 5. Di Kalimantan terdapat 353 hotspot yaitu. Kalimantan Selatan 110, Kalimantan Tengah 107, Kalimantan Timur 130, Kalimantan Barat 1, dan Kalimantan Utara 5. Pada pagi hari jarak pandang Pekanbaru, Rengat, Dumai semuanya 100 meter. Sore hari mulai membaik 1km. Kualitas udara di Sumatera dan Kalimantan yang terpapar asap masih tidak sehat hingga berbahaya,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jakarta, Sabtu (12/9/2015).
Dikatakan Sutopo ribuan masyarakat di berbagai daerah melakukan sholat Istiqo memohon hujan. Namun, di sosial media merebak ajakan masyarakat menaruh ember diisi air dan garam. Ini lanjut dia adalah informasi yang menyesatkan.
“Untuk membentuk uap air hingga terkondensasi diperlukan massa uap air yang banyak. Tidak semudah itu membuat hujan dari penguapan air asin dari jutaan ember sekalipun. Dinamika atmosfer sangat menentukan hujan suatu wilayah. Untuk itu tidak usah ikut menyebarkan berita tersebut,” tandas dia. []