JAKARTA, WB – Presiden Joko Widodo mengenang awal mulanya hidup di Jakarta pada tahun 1985-1988. Menurut Jokowi kehidupan masa lalu begitu pahit tak semanis orang bayangkan. Tidak ada pendingin ruangan, karena yang ia rasakan asap kendaraan karena gonta-ganti kendaraan umum.
“Tahun 85-88 ke Jakarta dari Klender ke Kuningan tiap pagi jam 06.00 WIB enam kali ganti angkutan. Saya ingat betul itu. Tahun 85 ingat (naik) metromini,” cerita Presiden saat menggelar pertemuan dengan ratusan pengojek, sopir mikrolet, Kopaja, Kopami Jaya, Metromini dan sopir taksi untuk makan siang bersama di Istana Negara, kemarin.
Pada kesempatan tersebut mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menginggatkan kepada para sopir dan para pengojek bahwa saat ini kompetisi sangat ketat dan diminta tidak saling bergesekan. “Hidup di manapun persaingan. Jangan berantem antara pangkalan dan Gojek,”ujar Jokowi berharap.
Namun, Jokowi menegaskan dirinya mengundang ratusan sopir tersebut tidak ada kepentingan lain hanya untuk makan siang saja.
Tak hanya makan siang saja Jokowi mengajak mereka untuk berdialog.
“Rasanya bangga banget, sebagai anak jalanan merasa dihargai. Susah dikatakan pak rasanya, ada rasa strawberi, juga binggung, yang pasti bahagia banget,” ucap Sopir Gojek, Rofiq.
Rofiq yang asli Jakarta ini mengatakan bahwa dirinya dulu merupakan sopir taksi dan ojek pangkalan ini mengaku tertolong dengan adanya Gojek ini.
“Ada tambahan pendapatan setelah masuk Gojek, ini sangat membantu,” tuturnya. []